Senin, 10 Desember 2012

TUGAS TERSTRUKTUR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


TUGAS TERSTRUKTUR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman








Kelompok 5:
Abdullah Mujahid                               : 115040201111159
Achmad Eka S.                                   : 115040200111108
Adimas Pamuji                                    : 115040201111155
Afrizal Maulana Abdi                         : 115040201111132
Ajeng Widakusuma Dewanti              : 115040201111093
Akbar Alif Utama                               : 115040201111147


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012


4.      Peluang Tanaman hias Tropika Di indonesia
Sebagai negara tropis yang mempunyai dataran rendah dan dataran tinggi, Indonesia dapat menghasilkan hampir semua jenis komoditas florikultura. Pengusahaan komoditas ini dapat dilakukan dengan pemanenan sepanjang tahun tanpa terganggu musim sehingga kontinuitas dapat terus terpenuhi untuk memenuhi permintaan pasar[i]. Maka dari itu tanaman hias mempunyai prospek yang cukup bagus dengan melihat ‘trend’ permintaan pasar terhadap tanaman hias, yaitu.
Ø  permintaan yang relatif tetap, tidak terlalu berfluktuasi
Permintaan yang relatif tetap umumnya terdapat pada jenis tanaman hias yang dibutuhkan untuk pernikahan, seperti bunga-bunga berwarna kuning dan putih (krisan), atau bunga ‘sakral’ dengan keharuman khas seperti melati dan sedap malam. Demikian pula dengan bunga potong atau daun potong yang hampir selalu ada/dibutuhkan pada rangkaian bunga dengan vase life yang panjang. Contoh bunga potong semacam ini seperti anyelir, krisan, anggrek, gerbera, lily dan mawar (terutama untuk perayaan valentine day), Sedangkan contoh daun potong seperti asparagus bintang, dracaena, silver dollar, dan caspea.
Ø  permintaan yang sangat dipengaruhi oleh trend pasar yang berlaku saat itu.
Jenis yang kedua adalah jenis tanaman hias yang permintaannya sangat dipengaruhi oleh trend yang biasanya diciptakan oleh para pelaku bisnis tanaman hias itu sendiri. Misalnya, pada sekitar tahun 1987-1988 tanaman suplir sangat populer sehingga semua hobyist sibuk mengkoleksi suplir, lalu pudar lagi. Pada tahun 1997 tanaman dari famili bromeliads menjadi populer dan diminati banyak pecinta tanaman hias. Kemudian pada tahun 1998 terkenal tanaman pacira dengan batangnya yang dikepang dan tahun 1999 tanaman dracaena yang ditata sedemikian rupa menjadi populer dengan nama ‘bambu air’ dan dihubungkan kepemilikannya dengan image rejeki. Kini macam tanaman hias tersebut sudah tidak begitu populer lagi. Di awal 2000 popularitas tanaman ‘kamboja Jepang’ (Adenium sp) mencuat dan di tahun 2002 popularitasnya sudah mulai meredup kembali.
Sedangkan tingkat kejenuhan pengusaha/produsen bunga dan tanaman hias, masih terbuka peluang bagi para investor baru untuk menekuni usaha ini, dikarenakan masih terbukanya peluang yang masih cukup besar.
Ø  Peluang Tanaman Hias Mawar di Indonesia
Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times, Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.
Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.
Manfaat tanaman Mawar banyak sekali di antaranya.
1.      Sebagai tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors).
2.      Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun koridor.
3.      Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual.
4.      Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).

Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jakarta.[ii]
Maka dari itu dapat di lakukan peluang perluasan produksi
KESIMPULAN
Abdullah Mujahid    115040201111159
Indonesia mempunyai peluang yang besar dalam pengembangan budidaya tanaman hias karena dapat dilakukan dengan pemanenan sepanjang tahun tanpa terganggu musim sehingga kontinuitas dapat terus terpenuhi untuk memenuhi permintaan pasar. juga tanaman hias mempunyai permintaan yang relatif tetap dan juga permintaan sesuai tren yang ada pada saat itu membuat keuntungan semakin besar dan mawar merupakan tanaman hias yang mempunyai permintaan yang relatif tetap sehingga peluang untuk budidaya mawar masih besar.

Kamis, 30 Agustus 2012

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR BUDIDAYA TANAMAN POLA TANAM




BAB III
METODOLOGI

3.1              Alat dan Bahan
3.1.1                       Alat
·      Cangkul                                     : untuk membalikkan permukaan lahan budidaya
·      Gembor                          : untuk menyiram tanaman
·      Tali Rafia                       : untuk mengatur jarak tanam
·      Meteran/penggaris         : untuk mengukur tali rafia
·      Gunting                          : untuk menggunting tali rafia
·      Kayu                              : untuk melubangi tanah
3.1.2                  Bahan
·      Benih Jagung                             : Sebagai bahan praktikum
·      Air                                              : Untuk menyirami biji jagung
·      Benih Kangkung                        : Sebagai bahan praktikum
·      Pupuk KCL, SP36, Urea           : Untuk menyuburkan tanah
·      Tali rafia                         : Untuk membuat pola pada tanah.














3.2              Alur Kerja
Mempersiapkan alat dan bahan
4         

Buat petak dan ukur sesuai jarak tanam yang ditentukan
5         

Tanam biji jagung dalam lubang tanam,
6         

Buat 2 lubang disebelah lubang biji jagung

Masukkan pupuk urea di sebelah kiri

Masukkan pupuk SP36 dan KCl disebelah kanan
7          

Tutup lubang kembali dengan tanah
8         

Lakukan perawatan tiap minggu
9         

Lakukan pengamatan + dokumentasi tiap minggu
10     

Dilakukan penanaman pada hari ± 90 hari
11    \
Dokumentasi + timbang hasil
12     

Catat semua hasil






BAB IV
PEMBAHASAN
4.1  Tabel pengamatan
4.1.1.      Tinggi Tanaman (Rata-Rata Tiap Minggu)
1.      Petak-1 (28 Maret 2012- 23 Mei 2012)
Minggu Ke-
Panjang Tanaman ke- (Cm)
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
13
9
8
9.5
8.5
7.5
10.5
6
6
10.5
6
8
8.541667
2
17
14
13
16
12.5
10.5
17
15
15
19
12
18
14.91667
3
20
20.5
19
25.5
20
15.5
23
23.5
29
28
20
26
22.5
4
26
28
22.5
32
27
23
30.5
30
33.5
37.5
28.5
34.5
29.41667
5
32
30.5
36
40.5
37
30
40
45.5
45
45
35
41
38.125
6
49
42
45
52
48
39
55
58.5
59
63.5
42
52
50.41667
7
79
60
55.5
69
72.5
59
68.5
65
68
75
52.5
68
66
8
96
75
79
89
78
80
75.5
79
80
88
62
80
80.125
9
165
140
130
112
85
120
140
100
152
162
78.5
135
126.625

2.      Petak ke-2 (28 Maret 2012- 23 Mei 2012)
Minggu Ke-
Panjang Tanaman ke- (Cm)
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
13
11
12
10
11
13
12
11
11
13
14
8
11.58333
2
20
19
20.5
18
21.5
23.5
22.5
18
18.5
25
30
18
21.20833
3
32
34
29
24
38
39.5
36
28
30.5
40.5
42
28
33.45833
4
42.5
44
38
37
48
51.5
42
37.5
39.5
53
51
35
43.25
5
58
60
49
52.5
57.5
62
67
55
45
62.5
64.5
41
56.16667
6
72
73
60
68
72
79
79
69
53
78
79
52
69.5
7
92
89
85
81.5
86.5
95.5
93.5
76.5
65.5
89.5
91.5
68
84.5
8
117
105
111
95
100
125
135
85
75
108
121
76
104.4167
9
168
150
143
130
157
147
162
100
95
142
150
90
136.1667

3.      Petak Ke- 3(28 Maret 2012- 23 Mei 2012)
Minggu Ke-
Panjang Tanaman ke- (Cm)
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
8.5
16
15
14
10
14
13
8
8.5
11.5
11
14.5
12
2
17
24
25
23
19
20
18
18
19
20.5
22
28
21.125
3
29
33.5
36.5
31
29
29
27.5
29.5
30.5
39
36.5
37.5
32.375
4
43
44.5
47
45.5
37
41
39
34
41
45
49
50
43
5
56
58.5
59.5
58
49
55.5
54
50
58
57.5
61
69
57.16667
6
68
70
71.5
69.6
65.5
67
69
63
71.5
78
82
85.5
71.75833
7
78
89.5
88
87
80.5
89.5
85.5
80.5
88
95.5
95
99
88
8
88
135
120
125
95.5
123
128
98
99.5
125
110
135
115.1667
9
120
170
168
163
140
160
155
110
122
155
145
165
147.75

4.1.2.      Jumlah Daun (Rata-Rata Tiap Minggu)
1.      Petak ke- 1
Minggu Ke-
∑ Daun Tanaman Ke- (Cm)
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2.25
2
3
4
3
3
2
2
3
3
2
3
4
3
2.916667
3
4
4
5
4
3
3
5
4
3
4
5
4
4
4
5
5
5
5
3
4
6
4
4
4
5
5
4.583333
5
5
6
6
5
4
5
6
5
5
5
6
6
5.333333
6
6
7
7
7
5
5
7
6
5
6
7
8
6.333333
7
7
8
8
8
6
7
8
8
7
6
8
8
7.416667
8
9
10
10
9
8
7
9
9
9
8
9
10
8.916667
9
11
12
11
10
9
9
12
10
11
9
9
12
10.41667

2.      Petak ke- 2
Minggu Ke-
∑ Daun Tanaman Ke- (Cm)
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
3
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
2.583333
2
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
5
3.5
3
6
5
4
3
4
5
6
4
6
5
6
4
4.833333
4
6
5
5
4
4
6
6
5
7
5
6
5
5.333333
5
7
6
5
5
5
6
7
5
7
6
7
5
5.916667
6
8
6
6
5
5
7
7
6
8
7
8
6
6.583333
7
8
7
7
6
6
8
8
7
9
7
8
7
7.333333
8
9
8
7
7
8
9
9
8
10
8
9
8
8.333333
9
12
11
10
9
10
12
12
9
11
12
11
9
10.66667

3.      Petak ke-3
Minggu Ke-
∑ Daun Tanaman Ke- (Cm)
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2.666667
2
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3.416667
3
3
4
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4.25
4
4
4
5
5
6
5
5
5
6
5
5
5
5
5
5
5
6
7
6
6
6
6
7
5
6
6
5.916667
6
6
6
7
8
7
8
6
7
8
6
7
6
6.833333
7
7
7
8
9
8
8
7
8
9
7
8
8
7.833333
8
9
8
9
10
9
9
9
10
11
9
8
9
9.166667
9
11
10
10
12
10
11
10
12
13
11
9
12
10.91667

4.1.3.      Jumlah Tongkol
Petak ke-
∑ Tongkol Tanaman ke-
X
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
-
-
-
1
1
2
1
2
1
-
-
0.833333
2
1
1
-
1
1
-
1
-
1
1
1
2
0.833333
3
-
-
1
1
1
2
-
2
-
-
-
-
0.583333

4.1.4.      Saat Munculnya Malai
Petak ke-
Saat Muncul Malai Tanaman Ke- (hari)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
57
57
58
60
61
57
58
60
61
57
57
58
2
56
57
58
56
60
61
58
61
57
56
58
59
3
61
59
60
57
62
58
57
56
58
60
61
61

4.1.5.      Bobot Tongkol Jagung Per Tanaman
Tanaman ke-
Petak 1
Petak 2
Petak 3
Dengan Klobot (g)
Tanpa Klobot (g)
Dengan Klobot (g)
Tanpa Klobot (g)
Dengan Klobot(g)
Tanpa Klobot(g)
1
175
165
195
180
-
-
2
-
-
162
150
-
-
3
-
-
-
-
186
170
4
-
-
168
155
127
110
5
135
125
94
85
115
100
6
165
150
-
-
266
245
7
125
115
60
47
-
-
8
90
80
-
-
170
155
9
290
270
80
70
-
-
10
127
112
122
111
-
-
11
-
-
105
95
-
-
12
-
-
343
310
-
-
1107
1017
1329
1203
864
780

4.1.6.      Bobot Jagung Per Petak
Petak ke-
Berat Jagung (gram)
Total tongkol
Dengan klobot
Tanpa klobot
1
1107
1017
10
2
1329
1203
10
3
864
780
7






4.1.7.      Konversi Per Hektar (10.000 m2)
Jarak tanam yang digunakan : 70 x 30 cm
Lahan yang digunakan = 5m x 15 m  = 75m2
                                                             = 75 x 10-4ha
4.2       Pembahasan
4.2.1    Tinggi Tanaman
Pada data yang diamati dapat disimpulkan bahwa tinggi tanaman jagung ini mulai dari minggu keempat hingga minggu kedelapan semakin lama semakin ada peningkatan.Pada setiap sampel dan petak memiliki perubahan tersendiri. Dimana hasil yang didapatkan pada minggu keempat dari ketiga petak tersebut adalah memilki nilai rata-rata yaitu 25,06 cm, sedangkan pada minggu kelima rata-rata tinggi tanaman ini yaitu 52,37 cm, sedangkan pada minggu keenam yaitu 80,65cm,dan pada minggu ketujuh dan delapan yaitu 117,37cm dan 155,71cm.

4.2.2    Jumlah Daun
Pada data yang didapatkan disini dapat dilihat bahwa partumbuhan yang dialami pada tanaman jagung ini dapat dikatakan cukup pesat.Bukan hanya tinggi tanaman saja yang berkembang tetapi jumlah daun pada tanaman ini juga berkembang sangat pesat.Dapat dilihat pada minggu keempat rata-rata jumlah daun pada ketiga petak ini yaitu 5 daun, kemudian pada minggu kelima yaitu 6 daun, lalu minggu yang keenam yaitu 8 daun, sedangkan  minggu ketujuh yaitu 7 daun dan pada minggu kedelapan yaitu 9 daun. Dapat dilihat disini bahwa pertumbuhan tanaman jagung ini dapat berkembang cukup baik.
4.2.3    Perbandingan dengan Kelompok Lain
a.      Jumlah Tongkol
Berdasarkan perbandingan antar kelas L1  dan kelas U2 (kelompok lain) didapatkan perbedaan jumlah tungkolnya. Kelas U2 lebih banyak jumlah tungkolnya dibandingan kelas kami L1.Pada lahan kami muncul tangkol pada saat minggu ketiga.maupun hanya 1-2 buah dan hanya pada petak tertentu.begitu pula sampai minggu ke 5. Perkembangan hanya 1 buah tongkol saja.sedangkan pada kelas lain (kelas U2) juga tidak jauh beda dalam hal jumlah tongkol. Perbedaan sedikit  pada munculnya tongkol.

b.      Saat Munculyan Malai
Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan, mjnculnya malai pada kelompok kami maupun kelas lain sama, yaitu pada minggu ke dua, yaitu sebelum tumbuhnya tongkol. Hal ini disebabkan jenis benih yang digunakan adalah sama.

c.       Bobot Tunggal Jagung Pertanaman
Berdasarkan daun yang diperoleh dari kelompok kami, dapat disimpulkan bahwa tiap tanaman memiliki bobot yang berbeda-beda yaitu : 14 gr, 150 gr, 201 gr, 312 gr,418 gr.untuk tanaman yang bobotnya 312 gr dan 418 gr adalah jagung yang memiliki tungkol 2. Sedangkan pada kelas lain yaitu kelompok kelas U2, jagung memiliki bobot 500 gr. Untuk jagung yang 2 tongkol. Dan untuk yang tungkolnya 1,bobotnya sekitar 250 gr. Perbedaan ini dikarenakan perawatan pada jagungnya yang berbeda.

d.      Bobot Jagung Perpetak
Secara keseluruhan,bobot perpetak antara kelompok kami dan kelompok kelas U2 adalah lebih berat bobot jagung kelompok U2. Total bobot kelompok kami adalah 1530 gr dan kelompok U2 sebanyak 5100 gr. Hal ini disebabkan pada lahan kelompok kami jagung banyak yang terserang penyakit dan kesalahan perawatan.

e.       Konversi lahan perhektar.
Untuk lahan yang digunakan adalah sama yaitu sama-sama seluas 75m2 atau 73x10-4 ha. Yang membedakan hanyalah pemberian pupuk dasarnya saja.














BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Pola tanam adalah usaha yang dilakukan dengan melaksanakan penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dari tanaman dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode tertentu. Macam-macam pola tanam yaitu monokultur dan polikultur, dimana monokultur merupakan salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal sedangkan polikultur adalah menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama.
Dalam bercocok tanam pada pola tanam yang dilakukan dilahan juga memiliki syarat yang harus diperhatikan dalam usahatani tersebut.
                        Dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa perlakuan pada pola tanam dapat dilihat dari perbedaan fisik pada tanaman serta sekaligus dapat dilihat dari perbedaan biologisnya dan bila dibandingkan dengan kelompok lain tidak jauh berbeda.

5.2       Kritik dan Saran
            Sebaiknya pengumpulan laporan di lakukan secara bertahap karena sangat banyak dan mendadak.