PERBEDAAN
نَتَاجُ
العَقْلِ Dan نَتَاجُ التَّفْكِير
Paper halaqoh
Disajikan pada tanggal 18 Mei 2013
Pengasuh:
Prof. DR Kyai H. Achmad Mudlor,SH.
Oleh:
Abdullah Mujahid
Mahasiswa Semester IV
Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
HALAQOH ILMIAH
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
MEI 2013
PENDAHULUAN
Mantiq
adalah alat atau dasar yang penggunaannya akan menjaga kesalahan dalam berpikir. Lebih jelasnya, Mantiq adalah sebuah ilmu yang
membahas tentang alat dan formula berpikir, sehingga seseorang yang
menggunakannya akan selamat dari cara berpikir salah. Manusia sebagai makhluk
yang berpikir tidak akan lepas dari berpikir. Namun, saat berpikir, manusia
seringkali dipengaruhi oleh berbagai tendensi, emosi, subyektifitas dan lainnya
sehingga ia tidak dapat berpikir jernih, logis dan obyektif. Mantiq merupakan
upaya agar seseorang dapat berpikir dengan cara yang benar, tidak keliru.[1]
Logika berasal
dari kata Yunani
kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa Logika ada semenjak
manusia ada di dunia, walaupun dalam tingkat yang sederhana.[2]
Berfikir adalah kegiatan akal untuk “mengolah”
pengetahuan yg telah kita terima melalui indra, dan ditunjukkan unt mencapai
kebenaran. dalam kehidupan manusia
pasti mempraktikkan hukum berpikir, persoalannya. Manusia itu tidak
menyadari ia telah melakukan kegiatan berpikir.[3]
Dalam segi pengertian dan maksud memang logika dan
berfikir dapat dikatan berbeda namun peran keduanya adalah sama yaitu memunculkan Ilmu Pengetahuan (knowledge)
PEMBAHASAN
A.
Perbedaan نَتَاجُ
العَقْلِ Dan نَتَاجُ التَّفْكِير
ilmu mantiq merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana
obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan
obyek formal. jika keduanya dilihat dari segi mantiq maka memiliki perbedaan
dan fungsi tersendiri.
Secara sederhana artiنَتَاجُ العَقْلِ menurut bahasa yaitu Sebuah
produk dari pikiran sedangkan dari segi mantik نَتَاجُ العَقْلِ merupakan konsep bentuk
logis (menilai sesuatu secara logika tanpa disertai dengan penalaran) . Konsep itu
menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk
logisnya, bukan oleh isinya. Sehingga dapat di simpulkan titik kumulasinya terletak
pada logika akal Contoh : 3+1 = 4
نَتَاجُ التَّفْكِير menurut bahasa yaitu Produk
berpikir, dalam ilmu mantiq نَتَاجُ التَّفْكِير adalah sebuah penalaran
yang menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan
dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan.
Contoh : 3 kambing + 1
singa di masukkan dalam kandang
Jika di jumlah akan ada 4
hewan di dalam kandang, namun dengan menganalisis argumen tersebut maka jawaban
yang tepat adalah 1 hewan dalam kandang karena singa memakan 3 kambing.
Berikut ini akan di bahas
mengenai perbedaan نَتَاجُ العَقْلِ Dan نَتَاجُ التَّفْكِير
Ø نَتَاجُ
العَقْلِ
Tingkatan Akal Menurut Ibn
Khaldun:
1. Akal yang memahami
esensi di luar diri manusia secara alami. Mayoritas aktifitas akal di sini
adalah konsepsi (tashawwur), yaitu yang membedakan apa yang bermanfaat dan apa
yang membawa petaka.
2. Akal yang menelorkan
gagasan dan karya dalam konteks interaksi sosial. Aktvitas akal di sini adalah
sebagai legalitas (tashdiq) yang dihasilkan dari eksperimen. Sehingga akal di
sini disebut sebagai akal empirik.
3. Akal yang menelorkan ilmu dan asumsi di luar indera, lepas dari eksperimen
empirik atau yang biasa disebut “akal nazhari”. Di sini konsepsi (tashawwur)
dan legalitas (tashdiq) berkolaborasi untuk menghasilkan konklusi.
نَتَاجُ العَقْلِ menggunakan cara
berpikir secara Induksi merupakan suatu cara berpikir di mana ditarik
suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat
individual yang berujung pada empirisme
Contoh suatu pemikiran induksi : fakta
memperlihatkan : kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, begitu pula
singa, kucing dan binatang-binatang lainnya. Secara induksi dapat disimpulkan
secara umum bahwa: semua binatang mempunyai mata.
نَتَاجُ العَقْلِ menganut teori analitica, yang di kemukakan Aristoteles yaitu meneliti berbagai argumentasi berdasarkan
proposisi yang benar3Ø نَتَاجُ
التَّفْكِير
Berfikir adalah kegiatan akal untuk “mengolah”
pengetahuan yg telah kita terima melalui indra, dan ditunjukkan unt mencapai kebenaran.
Menurut Plato dan Aristoteles, berfikir adalah
“bicara dengan dirinya sendiri didalam batin” yaitu mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunukkan alasan”, menarik kesimpulan,
meneliti suatu jaln pikiran, mencari berbagai hal yang berhubungan satu dengan
yg lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, serta membahas suatu realitas.
( Poespoprodjo&Gilarso, 1999:13)
نَتَاجُ التَّفْكِير merupakan sebuah penalaran atau pembahasan (diperoleh pemahaman dg susah payah), seperti
bumi berputar, tapi air di atasnya tdk tumpah, teknologi radio, televisi,
komputer dll. Demikian juga halnya dengan ilmu pengetahuan
tentang alam sebagai sst yg baharu yg harus ada penciptanya, termasuk ilmu
pngetahuan tentang alam kubur dan kebangkitan di hari akhirat.
Pembentukan kesimpulan.
Artinya fikiran kita menarik keputusan dari keputusan-keputusan yg lain. Menghubungkan berbgai hal yg diketahui sedemikian rupa
sehingga kita sampai pd kesimpulan. Jalan fikiran seperti ini tidak perlu
diucapkan dg kata-kata, namun dipikirkan dalam batin. Tetapi dalam berfikir
itu, kita mesti mempergunakan kata-kata ( pengertian-pengertian atau konsep ).
dan apabila ingin disampaikan dg orang lain (komunikasi), isi pikiran itu harus
dikatakan atau dilahirkan dlm kata” (bahasa), istilah (term) atau yang lain.
نَتَاجُ التَّفْكِير menggunakan metode pendekatan secara Deduksi yaitu suatu cara berpikir di mana dari pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus
contoh berikut memakai pola berpikir yang dinamakan silogismus,
suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam menarik
kesimpulan secara deduksi.
·
Semua mahluk mempunyai mata (Premis mayor)
·
Si Polan adalah seorang mahluk (Premis minor)
·
Jadi si Polan mempunyai mata (Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan secara deduksi harus memenuhi syarat: Premis mayor harus
benar Premis minor harus benar Kesimpulan harus sahih (mempunyai keabsahan)
نَتَاجُ التَّفْكِير merupakan suatu proses dialektis, artinya selam kita
berfikir, fikiran kita mengadakan tanya jawab pikiran kita. Untuk dapat meletakkan hubungan-hubungan antara
pengetahuan kita dengan tepat. Teori dialektika
yaitu meneliti argumen yang proposisinya masih
diragukan kebenarannya
Proses Berfikir
1. Pembentukan
pengertian. misalnya : saya mengerti apa itu mobil
atas dasar pengetahuan
keindraan dg melihat fisik mobil.
2. Pembentukan pendapat dan keputusan.
Artinya fikiran kita menggabungkan atau menceraikan beberapa pengertian, yg
menjadi tanda khas dari masalah itu. Misalnya, mobil itu mahal, mobil itu tidak murah. Pernyataan ini disebut
putusan, dan biasanya dlm bentuk kalimat berita.
3. Pembentukan kesimpulan. Artinya fikiran kita menarik keputusan dari
keputusan-keputusan yg lain. Menghubungkan berbgai hal yg diketahui sedemikian
rupa sehingga kita sampai pd
kesimpulan. Tetapi dalam berfikir itu, kita mesti mempergunakan kata-kata (
pengertian-pengertian atau konsep ). dan apabila ingin disampaikan dg orang
lain (komunikasi), isi pikiran itu harus dikatakan atau dilahirkan dlm kata”
(bahasa), istilah (term) atau yang lain.
KESIMPULAN
1. نَتَاجُ
العَقْلِ merupakan konsep bentuk logis
(menilai sesuatu secara logika tanpa disertai dengan penalaran) sedangkan نَتَاجُ
التَّفْكِير adalah sebuah penalaran yang
menjadi alat untuk menganalisis argumen.
2. نَتَاجُ
العَقْلِ menggunakan cara berpikir secara Induksi
merupakan suatu cara berpikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum dari berbagai kasus yang bersifat individual yang berujung pada empirisme, sedangkanنَتَاجُ التَّفْكِير menggunakan metode pendekatan secara Deduksi yaitu suatu cara
berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus
3. نَتَاجُ
العَقْلِ menganut teori analitica, yang di kemukakan
Aristoteles yaitu meneliti berbagai argumentasi berdasarkan proposisi yang
benar, sedangkan نَتَاجُ
التَّفْكِير merupakan suatu proses
dialektis, artinya selama kita berfikir, fikiran kita mengadakan tanya jawab pikiran kita. Untuk dapat meletakkan
hubungan-hubungan antara pengetahuan kita dengan tepat. Teori dialektika yaitu meneliti
argumen yang proposisinya masih diragukan kebenarannya
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas masukannya