Jumat, 11 Oktober 2013

PERBEDAAN نَتَاجُ العَقْلِ Dan نَتَاجُ التَّفْكِير



PERBEDAAN
نَتَاجُ العَقْلِ  Dan نَتَاجُ التَّفْكِير

Paper halaqoh
Disajikan pada tanggal 18 Mei 2013

Pengasuh:
Prof. DR Kyai H. Achmad Mudlor,SH.


Oleh:
Abdullah Mujahid
Mahasiswa Semester IV
Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya
  




HALAQOH ILMIAH
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
MEI 2013



PENDAHULUAN

Mantiq adalah alat atau dasar yang penggunaannya akan menjaga kesalahan dalam berpikir. Lebih jelasnya, Mantiq adalah sebuah ilmu yang membahas tentang alat dan formula berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat dari cara berpikir salah. Manusia sebagai makhluk yang berpikir tidak akan lepas dari berpikir. Namun, saat berpikir, manusia seringkali dipengaruhi oleh berbagai tendensi, emosi, subyektifitas dan lainnya sehingga ia tidak dapat berpikir jernih, logis dan obyektif. Mantiq merupakan upaya agar seseorang dapat berpikir dengan cara yang benar, tidak keliru.[1]
Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa Logika ada semenjak manusia ada di dunia, walaupun dalam tingkat yang sederhana.[2]
Berfikir adalah kegiatan akal untuk “mengolah” pengetahuan yg telah kita terima melalui indra, dan ditunjukkan unt mencapai kebenaran. dalam kehidupan manusia pasti mempraktikkan hukum berpikir, persoalannya. Manusia itu tidak menyadari ia telah melakukan kegiatan berpikir.[3]
Dalam segi pengertian dan maksud memang logika dan berfikir dapat dikatan berbeda namun peran keduanya adalah sama yaitu memunculkan Ilmu Pengetahuan (knowledge)




PEMBAHASAN


A.    Perbedaan نَتَاجُ العَقْلِ  Dan نَتَاجُ التَّفْكِير
ilmu mantiq merupakan sebuah ilmu pengetahuan di mana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal. jika keduanya dilihat dari segi mantiq maka memiliki perbedaan dan fungsi tersendiri.
Secara sederhana artiنَتَاجُ العَقْلِ  menurut bahasa yaitu Sebuah produk dari pikiran sedangkan dari segi mantik نَتَاجُ العَقْلِ   merupakan konsep bentuk logis (menilai sesuatu secara logika tanpa disertai dengan penalaran) . Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Sehingga dapat di simpulkan titik kumulasinya terletak pada logika akal Contoh : 3+1 = 4
نَتَاجُ التَّفْكِير menurut bahasa yaitu Produk berpikir, dalam ilmu mantiq نَتَاجُ التَّفْكِير adalah sebuah penalaran yang menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan.
Contoh : 3 kambing + 1 singa di masukkan dalam kandang
Jika di jumlah akan ada 4 hewan di dalam kandang, namun dengan menganalisis argumen tersebut maka jawaban yang tepat adalah 1 hewan dalam kandang karena singa memakan 3 kambing.
Berikut ini akan di bahas mengenai perbedaan نَتَاجُ العَقْلِ  Dan نَتَاجُ التَّفْكِير

Ø  نَتَاجُ العَقْلِ  
Tingkatan Akal Menurut Ibn Khaldun:
1. Akal yang memahami esensi di luar diri manusia secara alami. Mayoritas aktifitas akal di sini adalah konsepsi (tashawwur), yaitu yang membedakan apa yang bermanfaat dan apa yang membawa petaka.
2. Akal yang menelorkan gagasan dan karya dalam konteks interaksi sosial. Aktvitas akal di sini adalah sebagai legalitas (tashdiq) yang dihasilkan dari eksperimen. Sehingga akal di sini disebut sebagai akal empirik.
3. Akal yang menelorkan ilmu dan asumsi di luar indera, lepas dari eksperimen empirik atau yang biasa disebut “akal nazhari”. Di sini konsepsi (tashawwur) dan legalitas (tashdiq) berkolaborasi untuk menghasilkan konklusi.

 نَتَاجُ العَقْلِ   menggunakan cara berpikir secara Induksi merupakan suatu cara berpikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual yang berujung pada empirisme
Contoh suatu pemikiran induksi : fakta memperlihatkan : kambing mempunyai mata, gajah mempunyai mata, begitu pula singa, kucing dan binatang-binatang lainnya. Secara induksi dapat disimpulkan secara umum bahwa: semua binatang mempunyai mata.
نَتَاجُ العَقْلِ   menganut teori analitica, yang di kemukakan Aristoteles yaitu meneliti berbagai argumentasi berdasarkan proposisi yang benar3Ø  نَتَاجُ التَّفْكِير
Berfikir adalah kegiatan akal untuk “mengolah” pengetahuan yg telah kita terima melalui indra, dan ditunjukkan unt mencapai kebenaran.
Menurut Plato dan Aristoteles, berfikir adalah “bicara dengan dirinya sendiri didalam batin” yaitu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunukkan alasan”, menarik kesimpulan, meneliti suatu jaln pikiran, mencari berbagai hal yang berhubungan satu dengan yg lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, serta membahas suatu realitas. ( Poespoprodjo&Gilarso, 1999:13)
نَتَاجُ التَّفْكِير merupakan sebuah penalaran atau pembahasan (diperoleh pemahaman dg susah payah), seperti bumi berputar, tapi air di atasnya tdk tumpah, teknologi radio, televisi, komputer dll. Demikian juga halnya dengan ilmu pengetahuan tentang alam sebagai sst yg baharu yg harus ada penciptanya, termasuk ilmu pngetahuan tentang alam kubur dan kebangkitan di hari akhirat.
Pembentukan kesimpulan. Artinya fikiran kita menarik keputusan dari keputusan-keputusan yg lain. Menghubungkan berbgai hal yg diketahui sedemikian rupa sehingga kita sampai pd kesimpulan. Jalan fikiran seperti ini tidak perlu diucapkan dg kata-kata, namun dipikirkan dalam batin. Tetapi dalam berfikir itu, kita mesti mempergunakan kata-kata ( pengertian-pengertian atau konsep ). dan apabila ingin disampaikan dg orang lain (komunikasi), isi pikiran itu harus dikatakan atau dilahirkan dlm kata” (bahasa), istilah (term) atau yang lain.
نَتَاجُ التَّفْكِير  menggunakan metode pendekatan secara Deduksi yaitu suatu cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus
contoh berikut memakai pola berpikir yang dinamakan silogismus, suatu pola berpikir yang sering dipakai dalam menarik kesimpulan secara deduksi.
·         Semua mahluk mempunyai mata (Premis mayor)
·         Si Polan adalah seorang mahluk (Premis minor)
·         Jadi si Polan mempunyai mata (Kesimpulan) Penarikan kesimpulan secara deduksi harus memenuhi syarat: Premis mayor harus benar Premis minor harus benar Kesimpulan harus sahih (mempunyai keabsahan)
نَتَاجُ التَّفْكِير  merupakan suatu proses dialektis, artinya selam kita berfikir, fikiran kita mengadakan tanya jawab pikiran kita. Untuk dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita dengan tepat. Teori dialektika yaitu meneliti argumen yang proposisinya masih diragukan kebenarannya

Proses Berfikir
1. Pembentukan pengertian. misalnya : saya mengerti apa itu mobil atas dasar pengetahuan keindraan dg melihat fisik mobil.
2. Pembentukan pendapat dan keputusan. Artinya fikiran kita menggabungkan atau menceraikan beberapa pengertian, yg menjadi tanda khas dari masalah itu. Misalnya, mobil itu mahal, mobil itu tidak murah. Pernyataan ini disebut putusan, dan biasanya dlm bentuk kalimat berita.
3. Pembentukan kesimpulan. Artinya fikiran kita menarik keputusan dari keputusan-keputusan yg lain. Menghubungkan berbgai hal yg diketahui sedemikian rupa sehingga kita sampai pd kesimpulan. Tetapi dalam berfikir itu, kita mesti mempergunakan kata-kata ( pengertian-pengertian atau konsep ). dan apabila ingin disampaikan dg orang lain (komunikasi), isi pikiran itu harus dikatakan atau dilahirkan dlm kata” (bahasa), istilah (term) atau yang lain.
KESIMPULAN


1.      نَتَاجُ العَقْلِ merupakan konsep bentuk logis (menilai sesuatu secara logika tanpa disertai dengan penalaran) sedangkan نَتَاجُ التَّفْكِير adalah sebuah penalaran yang menjadi alat untuk menganalisis argumen.
2.       نَتَاجُ العَقْلِ   menggunakan cara berpikir secara Induksi merupakan suatu cara berpikir di mana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual yang berujung pada empirisme, sedangkanنَتَاجُ التَّفْكِير  menggunakan metode pendekatan secara Deduksi yaitu suatu cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus
3.      نَتَاجُ العَقْلِ   menganut teori analitica, yang di kemukakan Aristoteles yaitu meneliti berbagai argumentasi berdasarkan proposisi yang benar, sedangkan  نَتَاجُ التَّفْكِير  merupakan suatu proses dialektis, artinya selama kita berfikir, fikiran kita mengadakan tanya jawab pikiran kita. Untuk dapat meletakkan hubungan-hubungan antara pengetahuan kita dengan tepat. Teori dialektika yaitu meneliti argumen yang proposisinya masih diragukan kebenarannya




DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas masukannya