Sabtu, 15 Juni 2013

PASANGAN HIDUP

  
Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4 orang istri. Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya  harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik  diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat istri keempatnya ini.

Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat bangga dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.

Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat menyukainya. Ia  adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapan pun pedagang ini  mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.

Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan usaha sang suami. Akan tetapi, sang pedagang, tak begitu mencintainya. Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun, pedagang ini tak begitu mempedulikannya.
  
Suatu ketika, si pedagang sakit. Lama kemudian, ia menyadari, bahwa ia akan segera meninggal. Dia meresapi semua kehidupan indahnya, dan berkata dalam hati. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup sendiri." Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian mulai bertanya pada istri keempatnya. "Kaulah yang paling kucintai, kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Nah, sekarang, aku akan mati, maukah kau mendampingiku dan menemaniku?  Ia terdiam. "Tentu saja tidak," jawab istri keempat, dan pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi. Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau yang terhunus dan mengiris-iris hatinya.
  
Pedagang yang sedih itu lalu bertanya pada istri ketiga. "Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?". Istrinya menjawab, "Hidup begitu indah disini. Aku akan menikah lagi jika kau mati". Sang pedagang begitu terpukul dengan ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
  
Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati, maukah kau ikut dan mendampingiku? Sang istri menjawab pelan,"Maafkan aku," ujarnya "Aku tak bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu". Jawaban itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.
  
Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu. Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku, takakan meninggalkanmu, aku akan setia bersamamu". Sang pedagang lalu menoleh ke samping, dan mendapati istri pertamanya di sana. Dia tampak begitu kurus. Badannya tampak seperti orang yang kelaparan. Merasamenyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja, aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akankubiarkan kau seperti ini, istriku."
  
Sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini. Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapa pun banyak waktu dan biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita menghadap-Nya.
  
Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
  
Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman. Seberapa pun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan menemani kita.
  
Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah  jiwa dan amal kita. Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi kemanapun kita melangkah. Hanya amal yang akan terbawa kelak.
  
Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal belakangan.






4 PERKARA SEBELUM TIDUR


> (Tafsir Haqqi )
>
> Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra : “Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :
>
1.    Sebelum khatam Al Qur’an,
2.    Sebelum membuat para nabi memberimu syafaat di hari akhir,
3.    Sebelum para muslim meridloi kamu,
4.    Sebelum kaulaksanakan haji dan umroh....
>
> “Bertanya Aisyah :
> “Ya Rasulullah.... Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara > seketika?”
>
> Rasul tersenyum dan bersabda : > “Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau > mengkhatamkan Al Qur’an.
>
> Membacalah sholawat untukKu dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan
> memberi syafaat di hari kiamat.
>
> Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meredloi kamu.
>
> Dan,perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka
> seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh”

Sekian untuk ingatan kita bersama.


* Kalau rajin..Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Muslim yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati.

ESSAY

ESSAY
SEMANGAT UNTUK MENULIS
KARYA : ABDULLAH MUAJHID
Banyak sesuatu terlinta sdalam fikiran kita entah itu khayalan, firasat buruk, kenangan menyenangkan, pelajaran, pengalaman maupu ide-ide cemerlang.Terkadang kita merasa ingin mengingat kembali hal itu karena sangat menyenangkan.Lalu apa yang akan kita lakukan dengan hal itu? .Tentunya kita akan berfikir kenapa tidak di abadikan saja dalam sebuah tulisan namun sebagian besar orang akan berfikir apakah kita akan sempat menulis dengan keadaan kita sesibuk ini?.sangat di sayangkan mereka belum berfikir kedepan karena kegiatan menulis sangat berguna untuk kita dan memunyai berbagai manfaat yang luar biasa.Contoh kecil saja ketika kita adalah seorang pelupa maka untuk mengantisipasi sifat pelupa, kita harus selalu membawa buku kecil kemana-mana untuk di jadikan pengingat.Mungkin ketika kita di suruh ibu belanja barang yang cukup banyak dan kita tidak mungkin dapat mengigat nya secara langsung maka kita harus menulis nya untuk kemudahan kita.
Mungkin kita juga bertanya-tanya bagaimana seorangi lmuan menemukan teori dan penemuan baru, juga bagaimana sastrawan mencetak sebuah bait puisi yang sangat indah, novel yang sangat popular maupun buku yang luar biasa.Apakah anda tahu bahwa semua orang mempunyai keistimewaan tersendiri entah keterampilan, kejeniusan, pengalaman yang menegangkan dan lain-lain.Alangkah bagusnya jika keistimewaan-keistimewaan tersebut di tuangkan dalam sebuah tulisan dan  di baca oleh banyak orang sehingga dapat di jadikan panutan sehingga kita merasa berkontribusi untuk menjadikan manusia ke kehidupan yang lebih baik.
Banyak bentuk-bentuk yang dapat di tuangkan dalam tulisan, salah satunya yang paling popular adalah ide dan iovasi baru.Tentunya tidaklah mudah menemukan ide-ide tersebut dan biasanya ide muncul di fikiran kita secara tidak sengaja sehingga kita harus siap kapanpun dan di manapun untuk mau dan berkeingnan kua tuntuk menulis.
Sebenarnya banyak factor-faktor yang menyebabkan kita semangat untuk menulis di antaranya: menulis dapat menambah penghasilan, dapat lebih mengingat sesuatu dari pada membaca, sebagai pengisi waktu luang, menyimpan berbagai kenangan yang indah, dapat memberikan manfaat kepada orang lain dan masih banyak lagi.
Maka dari itu mari kita tanamkan pada fikiran kita bahwa menulis itu mudah, menulis itu tidaklah sulit, menulis tidaklah mengganggu aktifitas kita, menulis adalah hidup kita.Mari kita semangat untuk menulis ^_^


CERPEN “DOA SANG PENCARI ILMU”

CERPEN
“DOA SANG PENCARI ILMU”
KARYA : ABDULLAH MUAJHID
Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri cina” itulah ajaran dari rasulullah untuk ummatnya jika ilmu sudah habis di tempat tinggal kita maka kita di suruh nabi untuk mencari ilmu lagi walaupun jauh tempatnya itulah yang sedang ku lakukan setelah lulus dari sekolah kecil yaitu Madrasah tsanawiyah Darul Hikmah Rasanya ayahku memiliki maksud lain mengapa aku di kirim ke pondok pesantren bahrul ulum tambakberas jombang dan melanjutkan ke Madrasah Aliah negri  disana Tidak hanya mendalami ilmu umum saja namun disana juga dituntut untuk bisa menguasai berbagai pengetahuan agama. Sama seperti yang dilakukan Ayah ibuku dahulu di kala masih sekolah.
Aku menuruti saja kemauan mereka meskipun aku tidak begitu minat namun aku juga tidak begitu menolak ajakan mereka karena keduanya adalah panutanku sejak aku kecil, yang mengajariku menjalani kehidupan yang sebenarnya, mengajariku berbuat benar dan lebih utama lagi menjadi hamba Allah yang patuh menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Sempat terpikir oleh ku untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi namun apalah daya, ayahku yang hanya sebagai guru madrasah ibtida’iyah swasta yang hanya ber penghasilan lima ratus ribu perbulan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kami sekarang, untung saja aku anak terakhir, kedua kakak ku sudah bekerja sehingga dapat memenuhi kebutuhan keuarga kami  dan juga cukup memenuhi kebutuhan hidupku di pondok pesantren.
Aku teringat saat mengaji kitab tentang menuntut ilmu“syarat-syarat orang menuntut ilmu itu ada enam yaitu: waktu yang lama, modal, sabar, ta’at kepadaguru, merasakan kesusahandan tekuntetapi kyai ku memberi nasihat lain yaitu apa bila kamu ingin ilmumu manfaat cukup mematuhi peraturan di pondok hanya itu saja sudah cukup, maka dari itu kamu tidak usah memikirkan masalah rizeki focus saja dengan ilmu yang kamu pelajari karena Allah sudah memberi kamu jatah rizeki untuk menuntut ilmu entah bagaimana cara Allah memberikannya. Setelah itu aku merasa di beri pencerahan tentang masalah yang sedang aku pikir kan akhirnya aku sudah tidak memikirkan tentang masalah rizeki lagi. aku yakin keluarga tidak akan terbebani menghidupiku di sini. Saat ini aku hanya bisa memberikan bantuan do’a untuk mereka “Ya Allah, semoga Engkau memberikan yang terbaik untuk mereka, semoga mereka bahagia, engkau selalu melimpahkan rahmatmu kepada mereka Aamiin”.
Allahu Akbar-allahu akbar, suara adzan shubuh bergemuruh riuh membangunkan tubuhku serta memberi semangat hidup untuk melaksanakan segala perintah Nya. Aku segera menggerakkan tubuhku yang sedikit kaku karena terdiam diatas karpet semalaman, lalu mengambil air wudhu, membasuh raut mukaku yang pilu. ”Asyhadu allaailaaha illallaahu wahdahu laasyariikalah wa Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh Allahummaj’alnii minattawwaabiin waj’alnii minal mutatohhiriina wajnii min ’ibaadikasshoolihiin Aamiin”. Semoga Allah selalu memberikan limpahan rahmatNya kepadaku. Alhamdulillah saat ini aku masih di berikan rasa ni’mat untuk beribadah kepadaMu.
Segera aku bergegas mengganti bajuku kemudian masuk ke musholla memenuhi shaf yang kosong, untung saja jamaah masih sepi sambil mengisi waktu luang aku membaca Al Qur’anul Karim serasa hati ini di basuh dengan air yang segar menyejukkan membasuh segala penat di benakku setelah beberapa menit seorang anak mengambil microphone dan iqomah, jamaah shubuh pun dimulai dengan santri memenuhi semua shof di musholla yang kecil itu.Seperti bisaa setelah jamaah shubuh kami melakukan wiridan bersama, dengan segala macam tingkah laku dari para santri yang tergolong memiliki cirri khas masing-masing, ada yang khusyu’ membaca do’a, ada yang semangat, ada juga yang ketiduran, untung saja aku jarang tidur waktu selesai sholat karena setelah sholat adalah waktu mustajab untuk memanjatkan do’a dan doa seorang yang sedang menuntut ilmu juga mustajab. Aku memanjatkan do’a kepada Alah tentang semua yang aku inginkan dan aku cita-citakan “Ya Allah semoga aku menuntut ilmu disini tidaklah sia-sia, manfaat dan barokah, semoga Engkau selalu memberikan rahmat dan hidayahmu, berikan lah aku Istiqomah dalam melakukan kebaikan, terangilah hatiku, tetapkanlah imanku janganlah engkau biarkan terlepas dari jiwaku, segala yang kengkau berikan kepadaku tidaklah sia-sia, berikanlah aku selamat duia akhirat, ya Allah Semoga aku aku dapat melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi dengan pilihan yang aku inginkan dan sesuai dengan kemampuanku, semoga Engkau memberikan kemudahan bagku Aamiin”.
Hari pertama aku sekolah, aku berangkat ke Madrasah Aliah yang tidak jauh dari lokasi pondokku. Sekolahnya bagus, asri, namun murah.Mungkin karena staf-staf yang ada adalah sebagian besar para pengasuh pondok pesantren sehingga mereka lebih mementingkan pendidikan murid-murid mereka daripada memperkaya diri. Subhanallah benar-benar tujuan yang mulia.
Kami para murid sedang melakukan beberapa tes mulai dari tes IQ sampai tes agama, maklum karena sekolah ini juga memperioritaskan pendidikan agama. Rangkasian tes sudah berakhir dan hasil tes yang paling membuatku adalah tes IQ ternyata IQ ku 120 dan masuk kategori cerdas Alahamdulillah mungkin ini yang membuatku semangat untuk belajar. tetapi itu bukan perioritas utama karena guruku pernah mengatakan “kecerdasan otak bukan merupakan kecerdasan yang paling utama dan kecerdasan yang paling utama adalah kecerdasan moral dan akhlak”.
Ketika di pondok aku diajak kakak senior untuk berbincang bincang setelah mengaji malam. Kami berangkat ke komplek warung malam yang gelap di terangi lampu kuning yang agak redup, banyak para santri yang nongkrong disana yang bisaanya disebut dengan istilah ngopi. Aku duduk di karpet yang berada di pojok warung, suasana di sana ramai aku pun memesan secangkir kopi di temani se bungkus rokok maklum sebagian para santri disana adalah perokok aktif sehingga kebisaaan disana sulit untuk di hilangkan. Ada yang heran disekelilingku, sesuatu yang bersinar keluar di balik sarung dan saku santri, seharusnya santri dilarang membawa benda seperti itu di pondok pesantren yaitu handphone. Aku sempat menanyakan kepada kakak seniorku “kak mengapa mereka sampai berbuat seperti itu?” “oh itu bisaa maklum mereka sudah bosan merasakan penderitaan disini itulah godaan santri yaitu ingin melanggar aturan, tentu saja itu akan sangat berpengaruh terhadap masa depan mereka nantinya tetapi jangan khawatir mereka tetap akan di perlukan di masyarakat, kalau kamu ingin lebih baik dari mereka belajarlah yang tekun dan sebisa mungkin menaati peraturan yang ada” “oh begitu ta kak” aku berpikir mereka yang melanggar peraturan saja masih berguna apalagi santri yang rajin, tekun dan menaati peraturan mungkin setelah keluar nanti akan menjadi orang yang hebat. Itu sudah terbukti dari beberapa kisah orang sukses yang sebagian besar dari mereka adalah santri dan aku ingin menjadi seperti mereka.
Tingkah laku ku di pondok pesantren mungkin tidak seperti anak yang baik. Aku adalah anak yang nakal, susah diatur dan cenderung untuk mencoba sesuatu yang baru. Untung saja aku berada di sini coba kalau tidak jika aku sekolah di SMA tanpa dipondokkan mungkin sekarang aku tidak bisa seperti ini dan aku akan menjadi anak yang jelek moralnya meskipun aku dari keluarga baik-baik.
Kegiatan di sini cukup menyenangkan seperti madrasah diniyah, latihan berpidato dan menghafal bait-bait arab sehingga dapat mengisi sebagian otak kami yang kosong. Juga setiap selesai diniyah ada belajar bersama mencakup materi umum maupun materi keagamaan. Kami juga di latih untuk dapat bersosialisasi dengan teman-teman, melatih mental dengan saling mengadu argument dan saling mengolok-olok satu sama lain tetapi tidak sampai menimbulkan konflik hal itu di maksudkan agar kami suatu saat dapat bertahan dan dapat mencari solusi jika terjadi sesuatu yang tida di inginkan dan menghadapi berbagai macam keadaan seperti masalah pertikaian suatu kelompok fitnah dan isu yang tidak sedap dan juga menanamkan semangat bergotong-royong.
Untuk libur sekolah tidak pada hari minggu melainkan pada hari jum’at. Setiap hari jum’at kami bisa jogging keliling pondok yang masih asri, banyak tanaman di pinggir jalan dan sawah yang masih luas juga pada sore harinya kami biasa bermain sepak bola di lapangan atau pun bermain sepak takraw. Ada juga yang hobi berbelanja atau jalan-jalan keliling pasar dengan menyewa motor atau pun sepeda ontel.
Meskipun gaya hidupku cenderung tidak sehat seperti merokok dan minum kopi namun aku suka berolah raga, tidak jajan sembarangan dan berhati-hati dalam melakukan aktifitas yang berat seperti membangun pondok.
Terkadang aktifitas kami terlalu padat sehingga pada waktu sekolah kami merasa kecapek’an dan cenderung untuk malas belajar pada waktu sekolah. Terkadang suasana di dalam kelas seperti tidak ada orang karena mereka pada tidur waktu guru mengajar di kelas hal ini aku antisipasi dengan membaca buku yang seru dan pelajaran yang aku suka untuk menghilangkan kejenuhan di dalam kelas.
Meskipun kami santri namun kami tidak merasa ketinggalan jaman. Aku pun mencoba-coba untuk memanjangkan rambutku dan meluruskannya seperti para artis yang kelihatan keren dan cool “hehe”. Selera music anak santri juga tidak sebatas music sholawat malah banyak dari mereka menyukai music Punk Rock takterkecuali aku. Terkadang saking sukanya banyak dari mereka membolos sekolah demi menonton konser band kesukaan mereka. Mereka rela untuk berjalan berkilo-kilo meter dan nebeng truk-truk besar untuk sampai ketujuan. Memang mereka pada dasarnya anak nakal yang orang tua nya sudah lelah mendidik mereka lalu di buang ke pondok pesantren. Untung saja meskipun aku anak nakal namun aku tidak suka untuk menyia-nyiakan waktu untuk sesuatu yang tidak berguna.
Sudah hampir tiga tahun aku menuntut ilmu disini. Beberapa bulan lagi aka nada ujian nasional. Kami mulai menentukan rencana kedepan akan meneruskan kuliah, bekerja, mondok lagi, atau  pun menikah.
Pada saat ada pengumuman SNMPTN jalur undangan anak-anak berbondong-bondong untuk mendaftar. Aku merupakan anak yang beruntung bisa mendaftar karena masuk peringkat sepuluh besar. Aku juga mencoba untuk mendaftar bidik misi karena keluargaku tidak mampu namun aku urungkan niat ku karena persyaratannya yang cukup membuatku pusing dan harus bolak balik pulang ke Sidoarjo untuk mengurusnya. Aku hanya bisa pasrah kepada Allah dan senantiasa berdo’a agar keinginanku terkabul. tidak hanya itu, ujian nasional juga turut membuatku tertekan. karena harus belajar ekstra, namun aku tidak begitu paham semua mata pelajaran terutama matematika, fisika dan bahasa inggris. Tidak seperti temanku yang lain aku malah tidak meneruskan belajar melainkan aku lebih mementingkan mengaji dan berdo’a karena kepentingan akhirat lebih aku utamakan  dari pada kepentingan dunia, jadi semua hanya aku pasrahkan kepada Allah dengan penuh keyakinan “ya Allah semunya aku pasrahkan kepadaMu dan aku akan menerima segala takdirMu”.
Ujian sudah berakhir dengan nilai yang lumayan memuaskan. Kini tinggal penantian pengumuman SNMPTN Undangan. Ternyata banyak dari temanku yang tidak lolos bahkan yang peringkatnya berada di atasku. Tanpa aku buka webnya aku sudah pasrah menerima keadaan Aku menyuruh saudaraku untuk membukanya dan ternyata Subhanallah, Alhamdulillah wasyukurillah, aku di terima sebagai mahasiswa Universitas Brawijaya jurusan Agroekoteknologi. Awalnya aku merasa senang kemudian timbul rasa cemas di hatiku. Apakah aku mampu untuk kuliah, lalu aku menanyakan kepada keluargaku ternyata kakakku menyanggupi tapi hanya bisa membiayai awal saja untuk kedepannya aku harus bertahan sendiri. Setelah itu kuputuskan tekadku untuk kuliah dan aku yakin Allah akan selalu memberikan rezeki bagi pencari ilmu. Aku selalu berdo’a sepanjang malam. Akhirnya doaku terkabul, Aku tanpa mendaftar bidik misi langsng masuk ke dalam daftar calon penerima bidik misi tahap kedua. Aku menangis seraya bersyukur kepada Allah atas segala anugrah dan rizki yang telah Allah berikan kepadaku.

cerpen amatiran. hehehe