Tampilkan postingan dengan label NU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NU. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 April 2017

BAGAIMANA PEMIKIRAN AL MATURIDI TENTANG MELIHAT TUHAN

BAGAIMANA PEMIKIRAN AL MATURIDI TENTANG MELIHAT TUHAN
Halaqoh Ilmiah
Dipresentasikan pada tanggal 27 Desember 2016

Pengasuh:
Alm. Prof. DR. Kyai H. Achmad Mudlor, SH.
Oleh:
Abdullah Mujahid
Mahasiswa Semester XI
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya



 LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG DESEMBER 2016


A.    PENDAHULUAN
Kita sebagai penganut Ahl as-Sunnah wa a-Jama’ah sudah semestinya tau dalam berakidah mengikuti imam Abu hasan Al-Asy’ari dan imam Abu Manshur al-Maturidi.Teologi sebagai sebuah pembahasan ajaran-ajaran yang mendasar dari suatu agama dimana termasuk mengembangkan paham tentang Tuhan. Islam sebagai agama tentunya tidak lepas dari adanya teologi.
Pemikiran Asy’ariyah berhadapan langsung dengan keompok Mu’tazilah, tapi Maturidiyah menghadapi berbagai kelompok yang cukup banyak. Di antara kelompok yang muncu pada waktu itu adalah Mu’tazilah, Mujassimah, Qaramithah, Jahmiyah. Juga kelompok agama lain, seperti Yahudi, Majusi dan Nasranidalam jumlah yang besar. Pada paper ini akan dibahas menegenai bagaimana pemikiran Al-Maturidi tentang melihat tuhan.


B.    PEMBAHASAN
1.    Biografi Al-Maturidy
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Abu Mansur Al-Maturidi, ia di lahirkan di sebuah kota yang bernama “maturid” didaerah Samarqand, Asia tengah (termasuk daerah Uzbekistan). Ia diperkirakan lahir pada tahun 270 H. Ia memiliki faham (I’tiqad) sama atau hampir sama dengan Imam al-Asy’ari, ia wafat di desa Maturidy 10 tahun sesudah wafatnya Imam Abu Hasan al-Asy’ari yaitu pada tahun 333 H/ 944 M beliau berjasa besar dalam mengumpulkan, memperinci, dan mempertahankan I’tiqad Ahlussunnah wal-Jama’ah itu sebagaimananya dengan Imam al-Asy’ari.
2.    Pemikiran Al-Maturidy
Dunia Islam dahulu sampai sekarang menganggap kedua Imam ini adalah pembangun manhaj Ahlussunnah wal-Jama’ah. Berkata Sayid az-Zabidi, pengarang kitab “Ittikhafus sadatul Muttaqien” yaitu kitab yang mensyarahi kitab Ihya’ ‘Ulumuddin karya Imam Ghazali;

إذ أطلق أهل السنة والجماعة فالمرادبهم الأشاعرة والماتريدية
اتحاف سادات المتقينج2ص

6
“Apabila Ahlussunnah wal jamaah disebutkan, maka yang dimaksudkan adalah pengikut madzhab al-Asy‟ari dan al-Maturidi.”[15]
Selain itu, aliran Maturidiyah merupakan salah satu dari sekte Ahl al-Sunnah wal al-Jama’ah yang tampil bersama dengan Asy’ariah. Kedua aliran ini datang untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang menyerukan untuk menyelamatkan diri dari ekstrimitas kaum rasionalis di mana yang berada di barisan paling depan adalah Mu’tazilah, maupun ekstrimitas kaum tekstualis di mana yang berada di barisan paling depan adalah kaum Hanabillah (para pengikut Imam Ibnu Hambal). aliran Asy’ariyah di Irak dan Syam (Suriah) kemudian meluas ke Mesir, sedangkan aliran Maturidiyah di Samarkand dan di daerah-daerah di seberang sungai (Oxus-pen). Kedua aliran ini bisa hidup dalam lingkungan yang kompleks dan membentuk satu mazhab. Nampak jelas bahwa perbedaan sudut pandang mengenai masalah-masalah Fiqh kedua aliran ini merupakan faktor pendorong untuk berlomba dan survive. Orang-orang Hanafiah (para pengikut Imam Hanafi) membentengi aliran Maturidiyah, dan para pengikut Imam al-Syafi’i dan Imam al-Malik mendukung kaum Asy’ariyah.
Seperti yang kita ketahui, al-Maturidi lahir dan hidup di tengah-tengah iklim keagamaan yang penuh dengan pertentangan pendapat antara Mu’tazilah (aliran teologi yang amat mementingkan akal dan dalam memahami ajaran agama) dan Asy’ariyah (aliran yang menerima rasional dan dalil wahyu) sekitar masalah kemampuan akal manusia. Maka dari itu, Al-Maturidi melibatkan diri dalam pertentangan itu dengan mengajukan pemikiran sendiri. Pemikirannya itu merupakan jalan tengah antara aliran Mu’tazilah dan Asy’ariyah. Kerana itu juga, aliran Maturiyah sering disebut “berada antara teologi Mu’tazilah dan Asy’ariyah”.[18]
Al Maturidi memiliki banyak buku termasuk, “Ushul Fiqh”, “Tafsir”, “Takwil” yang dia gunakan untuk menyerang Jahmiyah dan salah satu bukunya yang terkenal yaitu “Kitab al-Tauhid”. Dalam “Kitab al-Tauhid”, tidak disebutkan tentang Tauhid Uluhiyah, pembicarannya murni tentang Tauhid Rububiyah dan sesuatu yang berhubungan kepada Tanzih
Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-Qur’an dan akal dalam hal ini ia sama dengan Al-asy’ari. Menurut Al-Maturidi, mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui Tuhan dapat diketahui dengan akal. Kemampuan akal dalam mengetahui dua hal tersebut sesuai dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang memerintahkan agar manusia menggunakan akal dalam usaha memperoleh pengetahuan dan keimanannya terhadap Allah melalui pengamatan dan pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaannya. Kalau akal tidak mempunyai kemampuan memperoleh pengetahuan tersebut, tentunya Allah tidak akan menyuruh manusia untuk melakukannya. Dan orang yang tidak mau menggunakan akal untuk memperoleh iman dan pengetahuan mengenai Allah berarti meninggalkan kewajiban yang diperintah ayat-ayat tersebut.
Namun akal menurut Al-Maturidi, tidak mampu mengetahui kewajiban-kewajiban lainnya. Dalam masalah baik dan buruk, Al-Maturidi berpendapat bahwa penentu baik dan buruk sesuatu itu terletak pada suatu itu sendiri, sedangkan perintah atau larangan syari’ah hanyalah mengikuti ketentuan akal mengenai baik dan buruknya sesuatu. Dalam kondisi demikian, wahyu diperoleh untuk dijadikan sebagai pembimbing.
Al-Maturidi membagi kaitan sesuatu dengan akal pada tiga macam,[21] yaitu:
1.    Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebaikan sesuatu itu
2.    Akal dengan sendirinya hanya mengetahui keburukan sesuatu itu
3.    Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk ajaran wahyu
Jadi, yang baik itu baik karena diperintah Allah, dan yang buruk itu buruk karena larangan Allah. Pada konteks ini, Al-Maturidi berada pada posisi tengah dari Mutazilah dan Al-Asy’ari. Pokok-pokok ajaran al-Maturidiyah pada dasarnya memiliki banyak kesamaan dengan aliran al-Asy'ariyah dalam merad pendapat-pendapat Mu'tazilah.Perbedaan yang muncul bisa dikatakan hanya dalam penjelasan ajaran mereka atau dalam masalah cabang.
Pemikiran-pemikiran al Maturidi jika dikaji lebih dekat, maka akan didapati bahwa al Maturidi memberikan otoritas yang lebih besar kepada akal manusia dibandingkan dengan Asy’ari. Namun demikian di kalangan Maturidiah sendiri ada dua kelompok yang juga memiliki kecenderungan pemikiran yang berbeda yaitu kelompok Samarkand yaitu pengikut-pengikut al Maturidi sendiri yang paham-paham teologinya lebih dekat kepada paham Mu’tazilah dan kelompok Bukhara yaitu pengikut al Bazdawi yang condong kepada Asy’ariyah.

3.    Tentang Melihat Tuhan  (Ru’yatullah)
Maturidi menetapkan bahwa tuhan bisa dilihat mata kepala manusia nanti di akhirat, namun melihat Tuhan, kelak di akherat tidak dalam bentuknya (bila kaifa), karena keadaan di akherat tidak sama dengan keadaan di dunia.karena ia mempunyai wujud Ru’yatullah dihari akhirat termasuk perihal kiamat, hanya Allah yang mengetahui perihal kiamat. Kita ‘kata maturidi’ tidak mengetahuinya kecuali ibarat yang terdapat dalam nash. Tidak perlu kita menanyakan bagaimana caranya nanti melihat Tuhan itu. Hal ini diberitahukan oleh Al-Qur’an, antara lain firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 22dan 23.



Artinya: Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri, kepada Tuhannyalah mereka melihat. [QS. Al-Qiyamah(75:22-23)]
Sedangkan dalam melihat Tuhan di alam dunia, pendapat Al-Maturidi tidak jauh beda dengan Asy’ari bahwa ayat-ayat Al-Quran yang mengandung informasi tentang bentuk-bentuk pisik jasmani Tuhan harus ditakwil dan diberi arti majaz dan tidak diartikan secara harfiyah. Al-Maturidi juga mengedepankan Akal dan rasio karena akal dapat membantu manusia untuk memahami adanya Allah/keesaan Allah, sifat dan dzat Allah
Dalam Sifat tuhan faham Al-Maturidi cenderung mendekati faham mutzilah. Perbedaan keduanya terletak pada pengakuan Al-Maturidi tentang adanya sifat-sifat Tuhan, sedangkan mutazilah menolak adanya sifat-sifat Tuhan. Pemikiran Asy`ariyah dan Maturidiyah memiliki pemahaman yang relatif sama. Bahwa Tuhan itu memiliki sifat-sifat tertentu. Tuhan Mengetahui dengan sifat Ilmu-Nya, bukan dengan zat-Nya Begitu juga Tuhan itu berkuasa dengan sifat Qudrah-Nya, bukan dengan zat-Nya.


C.    KESIMPULAN
Abu Mansur Al-Maturidi adalah pencetus aliran Al-Maturidiah pembangun manhaj Ahlussunnah wal-Jama’ah bersama Abu Hasan Al-Asy’ari. Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-Qur’an dan akal. Dalam pemikirannya tuhan bisa dilihat mata kepala manusia nanti di akhirat sedangkan di dunia kita melihat tuhan sifat-sifatNya.




DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Ilmu Kalam), Cet. X; Jakarta:Bulan Bintang, 1993, h. 70.
Anonim. 2016. .http://abasawatawalla01.blogspot.com/2013/06/seajarah-dan-pemikiran-al-asy-dan-l.html/ diakses 25 desember pukul 08.03 WIB
Ibrahim Madkur, Fi al-Falsafat al-Islamiyah, terj. Yudian Wahyudi Asmin dengan judul, Aliran dan Teori Filsafat Islam Cet.1 ; Jakarta : Bumi Aksara, 1995.
Rozak, Abdul & Anwar, Rohison, Ilmu Kalam. CV Pustaka Setia, Bandung, 2009
Sahilun A. Nasir, PemikiranKalam (Teologi Islam) Sejarah, Ajaran, danPerkembangannya, Jakarta: RajagrafindoPersada, 2010, h. 187

Sabtu, 28 Mei 2016

Catatan pengajian Al-hikam Alm. Romo KH. Djamaludin Achmad Tentang Hakekat Puasa

Penjelasan Tentang Hakekat Puasa

Mungkin akan timbul satu pertanyaan dalam benak kita mengapa kita di wajibkan puasa seperti pada QS.Al Baqarah Ayat 183


Jawabannya adalah agar manusia menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagai mana firman Allah bahwa puasa adalah ibadah yang memiliki keistimewaan di bandingkan ibadah yang lain yaitu bahwa puasa hanya milik Allah oleh karena itu Allah sendirilah yang mengetahui seberapa besar ganjaran yang di peroleh hamba yang berpuasa.


Pandangan  puasa dalam 3 aspek yaitu.
1.      Secara Syariat: meninggalkan makan, minum dan bersetubuh.
2.      Secara Thoriqat: menjaga semua anggota tubuh dari maksiat.
3.      Secara Hakiqat: menjaga hati jangan sampai suka/cinta pada selain allah.
Karena tujuan dari puasa adalah taqwa kepada Allah maka kita akan mengulas sedikit tentang faedahnya Taqwa di antaranya yaitu:
1.      Selalu di sertai Allah (dijaga Imannya, Hatinya Dll.) Subhanallah Yach… Hehehe.
2.      Jika kita bertaqwa insya Allah kita akan di berikan Ilmu Laduni oleh Allah… Aamiin. ^_^
3.      Selalu di beri jalan keluar oleh Allah.
4.      Akan di beri rizki dari arah yang tidak di duga-duga.
5.      Di beri ke mudahan oleh Allah
6.      Dijanjikan Masuk Surga.. Aamiin.
7.      Di jadikan orang yang mulia di Dunia maupun Akhirat.

Nah ternyata kalau kita bertaqwa akan memberikan faedah yang sangat luar biasa bagi kita nah sekarang masuk ke syarat-syarat agar menjadi orang yang bertaqwa ketika puasa yaitu
1.      Akalnya bias mengalahkan nafsu
Merupakan anugerah yang tak terhingga yang telah Allah berikan kepada kita karena kita di beri apa yang Allah tidak berikan pada makhluk lain yaitu Akal dan nafsu. Nafsu selalu mengajak kepada kita menuruti sesuatu yang di larang Allah dan Akal kita sering kalah dengan nafsu  jadi kita harus sebisa mungkin mengalahkan nafsu tersebut. Malaikat tidak bias di sebut ahli taqwa karena hanya di beri akal saja sehingga ia hanya menuruti perintah allah. Jika kita berhasil mengalahkan nafsu maka otomatis kita lebih mulia dari pada malaikat. Dan kalau kita sedang puasa akal bias mengalah kan nafsu sebab akal kita buat unuk kebaikan.
2.      Menghindari perkara yang bias meleburkan pahala puasa yaitu: Bohong, Gosip, Adu Domba, Sumpah Palsu dan Syahwat
3.      Suci secara syari’at: yaitu menjaga diri dari hadast kecil maupun besar juga najis
4.      Suci secara thoriqat: yaitu membersihkan diri dari kesenangan hati seperti senang dirinya berbuat kesalahan, senang di puji, senang menjadi pemimpin dll.
5.      Suci secara Haqiqat yaitu membersihkan hati dari sifat senang selain Allah

Kelihatannya untuk melakukan semua itu sangat sulit termasuk yang nulis tulisan ini hehe. Namun bukan tidak mungkin kita tidak bias melakukannya. Jangan pernah putus asa berdoa, meminta ampunan, rahmat dan kasih sayangNya.
Mungkin sedikit ilmu ini dapat member manfaat kepada kita semua. Aamiin. Mohon maaf jika dalam tulisan ini terdapat kesalahan
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Whritted by
El Baaz
Sumber: Pengajian Al Hikam oleh KH. Djamaludin Achmad PP. Bahrul ulum Tambakberas Jombang 27-08-2007

Rabu, 16 Oktober 2013

TUGAS MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN observasi sekitar UB sesuai nilai pancasila



TUGAS MATA KULIAH KEWARGANEGARAAN
OBSERVASI DI LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
tugas observasi sekitar UB  sesuai nilai pancasila







Disusun Oleh:
Abdullah Mujahid                          : 115040201111159


DosenPengampu : Mohamad Anas, M. Phl
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Tempat yang kami observasi adalah pesantren mahasiswa lembaga tinggi pesantren luhur malang yang berada di Jl. Sumbersari no. 88 Malang
A.    Sejarah
pada tahun 1939 terlaksana konggres umat Islam ke-2 di Solo. Konggres tersebut dihadiri oleh 25 orang ulama’ besar dari berbagai organisasi Islam yang ada di tanah air, antara lain PSII, Muhammadiyah Yogyakarta, PERSIS, NU Surabaya, AL-Irsyad dan sebagainya. Konggres tersebut menghasilkan keputusan mengenai Pesantren Luhur. keputusan rencana mendirikan pesantren Luhur di berbagai kota besar diberikan oleh Prof. Dr. KH. Ahmad Mudlor, SH. kepada Prof. Dr. H. Moh. Khoesnoe yang untuk selanjutnya di sampaikan kepada sekjen Depag yaitu Bapak H. Moh. Anshor (mertua Prof. Dr. H. Moh. Khoesnoe). Pada waktu itu menteri agama dijabat oleh KH. Syaifuddin Zuhri. Karena beliau tertarik dengan gagasan tersebut, maka di kalangan Depag dibentuk Dirjen Pesantren Luhur dan Perguruan Tinggi. Untuk merespon program Depag tersebut, maka di Malang pada awal tahun 1960 didirikan Pesantren Luhur oleh tokoh-tokoh Islam Malang antara lain KH. Ghozali, Prof. Dr. H. Mr M. Khoesnoe, KH. Usman Mansyur dan Prof. Dr. KH. Ahmad Mudlor, SH. Ciri pokok pesantren Luhur tersebut diantaranya adalah memperdalam kitab-kitab salafiyah namun berkiprah sebagimana perguruan tinggi, khususnya dalam merealisir Tri Darma Perguruan Tinggi.
B.     Pesantren Sudah Sesuai Dengan Pancasila
Menurut pengasuh pesantren luhur Prof. Dr. Kyai H. pesantren luhur sesuai dengan pancasila di karenakan nilai-nilai pancasila sudah tercantum dalam Alqur’an yaitu :
1.      Ketuhanan Yang Maha Esa

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.(QS. 2:163)
2.      Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran), karena Allah menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adil-lah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." – (QS.5:8)
3.      Persatuan Indonesia

]إِنَّمَا الْمًؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوْا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ  وَاتَّقُوْا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ[

“Sesungguhnya orang-orang Mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah kedua saudara kalian,  dan bertakwalah kalian  kepada Allah supaya kalian  mendapatkan rahmat”. (QS al-Hujurat [49]: 10).

يأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَـكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَـكُمْ شُعُوباً وَقَبَآئِلَ لِتَعَـرَفُواْ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عَندَ اللَّهِ أَتْقَـكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.QS. Al Hujurat 13
4.      Kerakyatan Yang di pimpin Oleh hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Description: http://islamdirektori.com/i/ayat/a059_1.png



“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. QS An Nisa’ 59.
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
disebutkan dalam surat an-nahl ayat 90 :

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ‏ ‏‏ ‏*

sesungguhnya allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

Selain itu, pesantren luhur juga telah memenuhi Tridharma perguruan tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat dalam rangka mengembangkan budi pekerti luhur, memberi pengalaman praktis yang mendoronng kepada pelakunya untuk menemukan, mematuhi, menghayati system dan nilai yang berkaitan erat dengan masyarakat.  Semboyan santri di pesantren luhur malang Adalah triple Co.(Coownership, Codetermination, Corespon-sibility) yaitu saling memiliki, saling menentukan dan saling bertanggung Jawab sehingga sangat mencirikan adat rakyat indonesia yaitu gotong royong. Selain itu banyak forum-forum ilmiah yang ada di pesantren ini yaitu; Halaqoh ilmiah setelah jamaah shubuh, seminar,  forum kajian fiqih dan masih banyak lagi. Selain itu yang paling penting adalah pembinaan akhlak, moral sehingga tercipta manusia berbudi pekerti luhur. Pesantren merupakan lembaga yang paling efektif dalam mencetak manusia berbudi pekerti luhur.
Dalam kegiatan sehari-hari yaitu pengajian kitab kuning sore dan malam, halaqoh ilmiah setelah shubuh dan sholat jamaah. Pesantren Luhur Malang dilengkapi dengan koperasi dan wartel sebagai sumber ekonomi yang dapat daitur sirkulasinya oleh santri. Pengaturan tersebut dihandle oleh Pengurus Majelis Santri Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang yang secara langsung dibentuk oleh santriwan dan santriwati atas persetujuan Pengasuh. Majelis Santri adalah sebuah organisasi yang terdiri atas perangkat-perangkat kerja seperti Pengurus Inti (Ketua, Sekretaris, dan Bendahara) dan divisi-divisinya (Divisi Peribadatan, Kebersihan, Perlengkapan, Hubungan Masyarakat, Peneitian dan Pengembangan, dan Kesejahteraan Rakyat). Majelis Santri merupakan pengurus yang bertanggung jawab menjalankan dan menertibkan kegiatan pesantren agar berjalan sesuai dengan instruksi pengasuh. Pergaulan dengan masyarakat sekitar juga cukup baik karena masyarakat banyak meminta bantuan santri seperti kerja bakti, hajatan, meminjam perlengkapan dan lain-lain.