Jumat, 11 Oktober 2019

Catatan pengajian Al-hikam Alm. Romo KH. Djamaludin Achmad

02 Nopember 2009 Hikmah No 14,1
“ Maka ia memalingkan muka dari dunia ini dan mengabaikan dengan memejamkan mata dan berjalan terus, meletakkannya dibelakangnya, maka ia tidak menganggap tanah airnya sebagai tempat tinggal, maka ia (Aaqil) yang cahaya hatinya mencorong berpaling dari dunia ini dari mukanya (qolbu) ia memejamkan matanya (mata Hati) “
Ringkasan Penjelasan dari KH. M. Djamaluddin Achmad
Seseorang yang berjalan menuju Allah itu matanya sudah tertutup, tidak terpengaruh dengan dunia, maksudnya tertutup ialah mata hatinya menutup hawa nafsu, sehingga hawa nafsu tidak menguasai dirinya.
Orang-orang yang terpengaruh dunia itu biasanya kikir dan Akhirnya akan menuju Neraka, dan orang dermawan akan masuk surga kalau ia beribadah tidak memikirkan harta (Dunia)
Karena isi dunia sejatinya adalah Membahayakan, Hanya sekejab dan Penuh kebohongan (Ilusi Belaka)
Tanda-tanda Hati mencorong (cemerlang)
1.      Bersungguh-sungguh jikalau ibadah kepada Allah
2.     Tawakkal Ila Allah, yaitu Rajin, Bersungguh-sungguh, Pasrah, Jika dicontohkan misalnya, keberhasilan Menuntut Ilmu adalah hati harus pasrah kepada Allah maka akan sempurna menuntut ilmunya
3.       Meninggalkan dunia dari hatimu, Maksudnya adalah misal kita saat melakukan pekerjaan dunia dengan hati pasrah kepada Allah dan tidak terpengaruh olehnya dan hakekat dunia itu lebih remeh (lebih murah) dari sayap nyamuk
Dunia itu bagaikan tempat sampah dan kotoran, dunia itu bagaikan perempuan tuarenta yang memakai pakaian dan perhiasan yang bagus. Maka janganlah menganggap dunia sebagai tempat tinggal.
3 tingkatan tujuan manusia beribadah
1.       Hanya ingin lepas dan selamat dari siksa api Neraka (Tingkatan terendah)
2.       Mengingat Allah hanya bertujuan untuk memperoleh rahmat Allah dan ingin masuk surga (Tingkatan Menengah)
Mencapai Taqorrub Ilallah dan sudah wushul ilallah (Tingkatan Tertinggi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas masukannya