LAPORAN
PRAKTIKUM
TEKNOLOGI
PRODUKSI BENIH
“KULTUR JARINGAN KENTANG”
Disusun Oleh:
Nama : ABDULLAH MUJAHID
NIM : 115040200111192
Kelompok : Kamis, 2 Mei 2013
Pukul
: 13.20 WIB
Asisten : Dina
Program
Studi Agroekoteknologi
Fakultas
Pertanian
universitas brawijaya
Malang
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Teknologi
Produksi tanaman dengan menggunakan teknologi kultur jaringan vitro dengan
mengisolasi bagian tanaman kemudian menumbuhkannya di media dalam kondisi steril sering disebut
dengan Kultur jaringan. Pada era modern
ini perbanyakan benih tidak hanya sebatas dari biji namun juga mengembangkan
perbanyakan benih sevcara vegetatif dengan metode yang lebih modern, lebih
cepat dan efisiensi lebih tinggi. Faktor penting dalam kultur jaringan adalah bagian tanaman yang
dikulturkan dan medianya. Jaringan tanaman yang sering digunakan dalam
teknik kultur jaringan adalah kalus, sel, dan protoplasma, dan organ tanaman
meliputi pucuk, bunga, daun, batang, dan akar. Dengan
perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ini, diharapkan benih yang akan
dihasilkan terjamin mutunya maupun kesehatan benih itu sendiri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Teknologi
Produksi Benih materi Kultur jaringan yaitu agar dapat memperbanyak tanaman
secara in vitro sehingga diperoleh benih-benih yang berkualitas, sehat, ceat, dan
seragam dalam perbanyakan yang dilakukan. Dan dapat menyelamatkan benih yang
tidak dapat tumbuh normal yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Isolasi Eksplan
· Isolasi
Eksplan adalah Pemisahan atau pengucilan sel yang akan dieksplan terhadap
bahan yang akan ditanam pada media kultur.
bahan yang akan ditanam pada media kultur.
· Isolasi
Eksplan adalah Perlindungan atau penyekatan yang dilakukan pada bagian
tanaman yang digunakan sebagai bahan tanam pada sebuah media
tanam (plantlet).
tanaman yang digunakan sebagai bahan tanam pada sebuah media
tanam (plantlet).
(Zulkifli, 2008)
2.2 Definisi Inkubasi Eksplan
· Inkubasi
Eksplan adalah masa
atau tenggang waktu antara masuknya kontaminan
terhadap bahan tanam (Media tanam) yang akan di tanam.
terhadap bahan tanam (Media tanam) yang akan di tanam.
· Inkubasi
Ekpslan adalah waktu yang digunakan atau yang diperlukan oleh penyebab
penyakit atau kontaminan untuk masuk ke eksplan tanaman.
penyakit atau kontaminan untuk masuk ke eksplan tanaman.
(Syarifah,2009)
2.3
Teknik-teknik Aseptik Dalam Pembuatan
Media
a.
Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar
gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan
tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan
udara panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170o
– 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk
peralatan gelas).
b.
Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan
penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). (Anonymousa, 2012)
c.
Sterilisasi dengan autoclave adalah salah satu metode
sterilisasi dengan uap air dibawah tekanan. Kapas penyumbat, kasa, perlatan
laboratorium, plastik penutup, peralatan gelas, penyaring, air, dan media
nutrisi dapat disterilisasi dengan autoclave. Hampir semua mikroba mati bila
terkena uap yang sangat panas dari autoclave selama 10-15 menit/ semua obyek
hendaknya disterilisasi pada suhu 121ºC dan tekanan 15 Psi selama 15-20 menit. (Torres, 1989).
2.4
Tahap Kultur
Jaringan
1)
Pemilihan dan
Penyiapan Tanaman Induk Sumber Eksplan
Kegiatan
yang pertama harus dilakukan adalah memilih bahan induk yang akan diperbanyak.
Tanaman tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat
dan bebas dari hama dan penyakit. (Yusnita, 2005)
2) Pembuatan
media
Komposisi
media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.
Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon.
Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula. Media yang
digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
3) Inisiasi
Inisiasi
adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian
tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas. (Wetherell,1975)
4) Sterilisasi
Sterilisasi
adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat
yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat yang juga steril.
Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang
disemprotkan merata pada peralatan yang digunakan (Yusnita, 2005).
5) Pemanjangan Tunas, Induksi, dan Perkembangan Akar
Tujuan
dari tahap ini adalah untuk membentuk akar dan pucuk tanaman yang cukup kuat
untuk dapat bertahan hidup. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh
bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala
seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan
bakteri) (Yusnita, 2005).
6) Aklimatisasi
Aklimatisasi
adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke lapang.
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap
sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan
pemeliharaan bibit generatif (Yusnita, 2005).
II.
MATERI
BAHASAN
3.1 Pembuatan
Media Perbanyakan (Inokulasi/Penanaman)
3.1.1
Metode (Tahap Pelaksanaan/Cara
Kerja)
3.1.2
Hasil Dan Pembahasan
HIDUP
|
MATI
|
|
1 (akar dan tunas 5 hst)
|
1 ( roboh 2 hst)
|
8 ( kontam 3 hst )
|
1 (tunas 10 hst)
|
1 ( roboh 7 hst )
|
4 ( kontam4 hst )
|
1 ( kontam 5 hst )
|
||
2 ( kontam 7 hst )
|
||
1 ( kontam 10 hst )
|
||
2
|
2
|
16
|
-
%
eksplan yang hidup : -
-
%
inisiasi tunas dan hari ke berapa tunas muncul :
-
-
%
inisiasi akar dan hari keberapa akar muncul :
-
-
%
kontaminasi :
10 % ( hari ke 7 hst)
2 Mei 2013
|
|
4 Mei 2013(Kontam)
|
5 Mei 2013
|
Berdasarkan hasil praktikum Teknologi
Produksi Benih materi kultur jaringan pada hari kamis tanggal 2 Mei 2013,
eksplan yang digunakan untuk kultur jaringan yaitu tanaman kentang dimana
tanaman kentang sendiri mempunyai tingkat kontaminasi dan mutasi yang tinggi
sehingga untuk penangananya harus secepat mungkin dengan tanpa memberikan jeda
pada setiap perlakuan. Dari data hasil pengamatan yang telah dilakukan selama
seminggu, eksplan kentang tidak terjadi kontaminasi pada namun ada beberapa
yang terkontaminasi oleh jamur dan bakteri. Kontaminasi yang terjadi dapat dilihat pada media beserta eksplan
yang muncul bercak
putih yang disebabkan oleh jamur, juga dapat dilihat pada tanaman krisan yang
tidak tumbuh dan mulai membusuk tiap harinya. Eksplan yang terkontaminasi akan
menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau
busuk (disebabkan bakteri). (Yusnita, 2005)
Berdasarkan
literatur yang didapatkan, The explants were then surface sterilized with 70
per cent ethanol for three minutes, followed by washing with sterilized
distilled water, thrice.. Then explants were inoculated (Fig.1,) on Murashige
and Skoog(1962) medium supplemented with various concentration of IAA(Indole
acetic acid) and Kinetin to obtain maximum shoot production (Kushal Sing and
Arora,1994). The inoculated tubes were kept in the culture room, maintaining a
temperature of 25±20C and a humidity of 75 per cent. It is interesting to note
that there was no response when the explants were cultured in the MS medium
without any supplementation, suggesting that it is essential to add growth
regulators exogenously to obtain desirable results. (Nalini, 2012)
3.2 Penanaman/Isolasi
Dan Inokulasi Eksplan
3.2.1
Metode (Tahap Pelaksanaan/Cara
Kerja)
3.2.2
Hasil Dan Pembahasan hasil
pengamatan + dokumentasi, bandingkan dengan
literatur
Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, bahan tanam (kentang, mawar,
krisan) yang dijadikan sebagai eksplan dipotong terlebih dahulu mata tunasnya,
kemudian sterilisasi menggunakan banlate, detergen dan byclin. Sterilisasi
bahan tanam menggunakan detergen, byclin, dan banlate. Dari ketiga bahan sterilisasi
tersebut yang paling baik yaitu sterilisasi menggunakan banlate, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
banlate adalah bahan untuk sterilisasi dari jamur dan virus, yang mana pada
proses kultur jaringan umumnya sering terjadi kontaminasi yang disebabkan oleh
jamur. Sehingga sterilisasi menggunakan banlate dapat mengurangi terjadinya
kontaminasi dalam kegiatan kultur jaringan.
The stem pieces
were then cut into 2 cm long nodal cuttings, each having a bud. The nodal
cuttings were washed in running tap water and then surfacesterilized with 40%
(v/v) Jik®(commercial bleach) containing 1.5% sodium hypochlorite and a drop of
Tween 20® for 20 minutes. The explants were immersed in 70% (v/v) ethanol for
six minutes and then rinsed four times with sterile distilled water (Ogero,2012).
Meristems isolated from tuber
sprouts were sterilized by immersion for several seconds in 70% ethanol
followed by immersion in mercuric chloride 0.1% for 2 minutes and rinsed 3
times with sterile, distilled water. The tip and sub-tending leaf primordia
were removed with in aseptic condition and inoculated half onto the virus
reduction medium and half on normal regeneration culture media, in Petri dishes
(Oana,2012).
3.3
|
|
|
The low cost
medium consisted of 100 mL/L of macronutrients’ stock solution, 10 mL/L of
magnesium sulphate stock solution, 0.2 g/L of Stanes Iodized Microfood®, 30 g/L
of table sugar and 3 g/L of gelrite. The MS salts supplemented with 30 g/L of
table sugar and 3 g/L of gelrite were used as the control. Both media were
sterilized by autoclaving at a temperature of 121 °C and 15 pounds of pressure per
square inch for 15 minutes (Ogero,2012).
The regeneration medium consisted
of: Murashige and Skoog (1962) (M & S) salts, NaH2PO4.2H2O (221 mg/l),
thiamine HC1 (0.4 mg/l), inositol (100 mg/l), sucrose (30 g/l), agar (7.5 g/l),
pH adjusted to 5.8. Culture tubes were then incubated at 20-21 o C in 16 hr
photoperiod with 2000 lux intensity. Plantlets regenerated were multiplied
through stem cuttings on MS basal medium in culture tubes, containing
indole-3-acetic acid (1mg/l), indole-3-butyric acid (1mg/l) and gibberellic
acid (0.3 mg/l) (Oana,2012).
3.4 Aklimatisasi
Kegiatan
pemindahan plantlet (tanaman kecil) dari media in vitro ke media in vivo
(lingkungan sebenarnya) adalah aklimatisasi. Proses kultur jaringan krisan saat
praktikum berlangsung tidak sampai pada tahap aklimatisasi karena waktu
praktikum yang terbatas.
IV.
KESIMPULAN
Dari
data pengamatan pada hampir semua eksplan (kentang, mawar dan krissan) pada
tahapan kultur jaringan harus steril karena beberapa eksplan terkontaminasi
oleh jamur dan bakteri akibat kurangnya penanganan sterilisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonymous a, 2012.
Teknik Sterilisasi http://elearning.unram.ac.id /KulJar/BAB% 20IV% 20STERILISASI/IV2%20Sterilisasi %20Alat.html. Diakses Tanggal 24 Mei 2013.
Dokumentasi
Pribadi, 2013. FP UB. Malang
Nalini, R. 2012. Micropropagation
Of Chrysanthemum (Chrysanthemum morifolium) Using
Shoot Tip as Explant. International Journal of Food, Agriculture and Veterinary Sciences ISSN:
2277-209X (Online)
Oana, Danci. 2012. Production of virus free potato plantlets.
JOURNAL of Horticulture,
Forestry
and Biotechnology Volume 16(1), 232-238, 2012
Ogero, Kwame O, dkk. 2012. Response
of Two Sweet Potato (Ipomoea batatas L. Lam)
Varieties Regenerated on Low Cost Tissue Culture
Medium. Journal of Agricultural Science and Technology B 2 (2012) 534-539 :
David Publishing
Ogero,
Kwame O, dkk. 2012. Low Cost Tissue Culture Technology in the Regeneration
of Sweet Potato (Ipomoea batatas (L) Lam). K.O. Ogero et al / Research Journal of Biology (2012), Vol. 02, Issue
02, pp. 51-58 ISSN 2049-1727
Syarifah Iis Aisyah, Surjono H. Sutjahjo,
Rustikawati dan Catur Herison . 2009. Induksi
Kalus Embriogenik pada Kultur In Vitro Jagung (Zea mays) dalam Rangka
Peningkatan Keragaman Genetik Melalui Variasi Somaklonal. ISSN 1411 – 0067
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Edisi Khusus, No. 3 2007, Hlm. 344 - 350
344.
Torres, K.C. 1989. Tissue Culture techniques for Horticultural
Crops. Von Hostrand Reinheld. New York.
Yusnita. 2005. Kultur
Organ Tanaman Eksplan. Balai Pengakajian Ilmiah. Universitas Sudirman :
Yogyakarta.
Wetherel. 1975. Tissue
Culture for Eksplaned To Plants. University of Chicago : USA.
Zulkifli. 2008. Kultur Jaringan Tumbuhan. http://9fly.wordpress.com/2008/12/22/kultur-jaringan-tumbuhan/. Diakses
tanggal 24 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas masukannya