Tampilkan postingan dengan label Al Hikam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al Hikam. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Oktober 2019

Catatan pengajian Al-hikam Alm. Romo KH. Djamaludin Achmad


15 Desember 2008 hikmah ke 1
“Sengaja Allah menjadikan Syaiton menjadi musuh kamu, supaya engkau jenuh pada saiton dan tidak mengikuti perkataannya dan kamu akan berlindung pada Allah dan tetap mengendalikan (menggerakkan) hawa nafsumu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk menahan hawa nafsumu”
Musuh asli manusia
1.       Musuh dari dalam : Nafsu (ada didalam badan, berjalan bersama aliran darah, bercampur dengan daging, nafsu selalu mengajak kepada ang jahat), Setan ang tidak kelihatan
2.       Musuh dari luar : Dunia (segala kenikmatan dunia dalam hal ini adalah maksiat), Syaitan yang berwujud manusia (manusia yang selalu mengajak untuk urusan dunia dan selalu mengarah kepada perbuatan ma’siat, seperti dalam surat an-nahl “Sungguh saitan tidak puna kemampuan untuk menggoda orang beriman kecuali yang beriman itu senang dengan kemaksiatan
Tiga orang yang tidak dapat masuk surga
1.       Orang yang menakitkan hati kedua orang tuana
2.       Orang yang minum-minuman keras yang tak bertobat sampai mati
3.       Orang yang jadi penghubung orang yang melakukan zina (germo)

Catatan pengajian Al-hikam Alm. Romo KH. Djamaludin Achmad


22 Desember 2008 hikmah no. 2
“siapa yang merasa dirinya tawadhu atau rendah diri melainkan dia adalah orang ang sombong, karena sifat tawadhu nya menganggap dirinya besar maka dia adalah orang yang sombong.
Tingkatan-tingkatan sombong
1.       Orang yang ibadah kepada Allah ingin bahagia didunia yaitu inging mendapat kemulyaan didunia
2.       Orang yang ibadah kepada Allah ingin menang di akhirat, masuk surga dan menjauhi neraka
3.       Orang yang ibadah kepada Allah kepingin ma’rifat kepada Allah
4.       Orang yang ibadah kepada Allah ingin menjadi hamba Allah yang sebenarnya (inilah yang disebut tawadhu

Catatan pengajian Al-hikam Alm. Romo KH. Djamaludin Achmad

02 Nopember 2009 Hikmah No 14,1
“ Maka ia memalingkan muka dari dunia ini dan mengabaikan dengan memejamkan mata dan berjalan terus, meletakkannya dibelakangnya, maka ia tidak menganggap tanah airnya sebagai tempat tinggal, maka ia (Aaqil) yang cahaya hatinya mencorong berpaling dari dunia ini dari mukanya (qolbu) ia memejamkan matanya (mata Hati) “
Ringkasan Penjelasan dari KH. M. Djamaluddin Achmad
Seseorang yang berjalan menuju Allah itu matanya sudah tertutup, tidak terpengaruh dengan dunia, maksudnya tertutup ialah mata hatinya menutup hawa nafsu, sehingga hawa nafsu tidak menguasai dirinya.
Orang-orang yang terpengaruh dunia itu biasanya kikir dan Akhirnya akan menuju Neraka, dan orang dermawan akan masuk surga kalau ia beribadah tidak memikirkan harta (Dunia)
Karena isi dunia sejatinya adalah Membahayakan, Hanya sekejab dan Penuh kebohongan (Ilusi Belaka)
Tanda-tanda Hati mencorong (cemerlang)
1.      Bersungguh-sungguh jikalau ibadah kepada Allah
2.     Tawakkal Ila Allah, yaitu Rajin, Bersungguh-sungguh, Pasrah, Jika dicontohkan misalnya, keberhasilan Menuntut Ilmu adalah hati harus pasrah kepada Allah maka akan sempurna menuntut ilmunya
3.       Meninggalkan dunia dari hatimu, Maksudnya adalah misal kita saat melakukan pekerjaan dunia dengan hati pasrah kepada Allah dan tidak terpengaruh olehnya dan hakekat dunia itu lebih remeh (lebih murah) dari sayap nyamuk
Dunia itu bagaikan tempat sampah dan kotoran, dunia itu bagaikan perempuan tuarenta yang memakai pakaian dan perhiasan yang bagus. Maka janganlah menganggap dunia sebagai tempat tinggal.
3 tingkatan tujuan manusia beribadah
1.       Hanya ingin lepas dan selamat dari siksa api Neraka (Tingkatan terendah)
2.       Mengingat Allah hanya bertujuan untuk memperoleh rahmat Allah dan ingin masuk surga (Tingkatan Menengah)
Mencapai Taqorrub Ilallah dan sudah wushul ilallah (Tingkatan Tertinggi)

Sabtu, 28 Mei 2016

Catatan pengajian Al-hikam Alm. Romo KH. Djamaludin Achmad Tentang Hakekat Puasa

Penjelasan Tentang Hakekat Puasa

Mungkin akan timbul satu pertanyaan dalam benak kita mengapa kita di wajibkan puasa seperti pada QS.Al Baqarah Ayat 183


Jawabannya adalah agar manusia menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT. Sebagai mana firman Allah bahwa puasa adalah ibadah yang memiliki keistimewaan di bandingkan ibadah yang lain yaitu bahwa puasa hanya milik Allah oleh karena itu Allah sendirilah yang mengetahui seberapa besar ganjaran yang di peroleh hamba yang berpuasa.


Pandangan  puasa dalam 3 aspek yaitu.
1.      Secara Syariat: meninggalkan makan, minum dan bersetubuh.
2.      Secara Thoriqat: menjaga semua anggota tubuh dari maksiat.
3.      Secara Hakiqat: menjaga hati jangan sampai suka/cinta pada selain allah.
Karena tujuan dari puasa adalah taqwa kepada Allah maka kita akan mengulas sedikit tentang faedahnya Taqwa di antaranya yaitu:
1.      Selalu di sertai Allah (dijaga Imannya, Hatinya Dll.) Subhanallah Yach… Hehehe.
2.      Jika kita bertaqwa insya Allah kita akan di berikan Ilmu Laduni oleh Allah… Aamiin. ^_^
3.      Selalu di beri jalan keluar oleh Allah.
4.      Akan di beri rizki dari arah yang tidak di duga-duga.
5.      Di beri ke mudahan oleh Allah
6.      Dijanjikan Masuk Surga.. Aamiin.
7.      Di jadikan orang yang mulia di Dunia maupun Akhirat.

Nah ternyata kalau kita bertaqwa akan memberikan faedah yang sangat luar biasa bagi kita nah sekarang masuk ke syarat-syarat agar menjadi orang yang bertaqwa ketika puasa yaitu
1.      Akalnya bias mengalahkan nafsu
Merupakan anugerah yang tak terhingga yang telah Allah berikan kepada kita karena kita di beri apa yang Allah tidak berikan pada makhluk lain yaitu Akal dan nafsu. Nafsu selalu mengajak kepada kita menuruti sesuatu yang di larang Allah dan Akal kita sering kalah dengan nafsu  jadi kita harus sebisa mungkin mengalahkan nafsu tersebut. Malaikat tidak bias di sebut ahli taqwa karena hanya di beri akal saja sehingga ia hanya menuruti perintah allah. Jika kita berhasil mengalahkan nafsu maka otomatis kita lebih mulia dari pada malaikat. Dan kalau kita sedang puasa akal bias mengalah kan nafsu sebab akal kita buat unuk kebaikan.
2.      Menghindari perkara yang bias meleburkan pahala puasa yaitu: Bohong, Gosip, Adu Domba, Sumpah Palsu dan Syahwat
3.      Suci secara syari’at: yaitu menjaga diri dari hadast kecil maupun besar juga najis
4.      Suci secara thoriqat: yaitu membersihkan diri dari kesenangan hati seperti senang dirinya berbuat kesalahan, senang di puji, senang menjadi pemimpin dll.
5.      Suci secara Haqiqat yaitu membersihkan hati dari sifat senang selain Allah

Kelihatannya untuk melakukan semua itu sangat sulit termasuk yang nulis tulisan ini hehe. Namun bukan tidak mungkin kita tidak bias melakukannya. Jangan pernah putus asa berdoa, meminta ampunan, rahmat dan kasih sayangNya.
Mungkin sedikit ilmu ini dapat member manfaat kepada kita semua. Aamiin. Mohon maaf jika dalam tulisan ini terdapat kesalahan
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


Whritted by
El Baaz
Sumber: Pengajian Al Hikam oleh KH. Djamaludin Achmad PP. Bahrul ulum Tambakberas Jombang 27-08-2007