TUGAS TERSTRUKTUR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
BAHAN DERIVAT DARI TALAS DAN SUWEG
Diajukan untuk memenuhi nilai mata kuliah Teknologi Produksi
Tanaman
Kelompok 5:
Abdullah
Mujahid :
115040201111159
Achmad Eka S. :
115040200111108
Adimas Pamuji :
115040201111155
Afrizal Maulana
Abdi :
115040201111132
Ajeng
Widakusuma Dewanti :
115040201111093
Akbar Alif
Utama :
115040201111147
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
DERIVAT
TALAS
I.
TECHNICAL
FOOD
1.
Keripik dan
Stik Talas
erlu
kita ketahui begitu banyak
manfaat dari umbi talas tersebut. Hal itulah yang dapat kita jadikan peluang
usaha untuk dapat membuat olahan talas yang memiliki nilai jual lebih.
Seperti memulai dengan berbisnis
camilan stik talas, dengan bentuk
yang panjang dan pipih, dan ketika dikunyah berbunyi “kress” ini, sangat
menggugah selera bagi sebagian masyarakat yang memiliki hoby menikmati camilan.
Camilan jenis stik ini layak untuk diperhitungkan, tampilan yang menarik
berbentuk kotak kecil memanjang dan biasanya stik talas ini berwarna kuning.
Camilan stik talas ini biasa kita jumpai dalam kemasan plastik.Selain dari stik
talas ada juga kripik talas yang hampir sama dalam cara pembuatannya.
2.
Pengembangan
Produk Olahan
Tepung
talas dapat diolah menjadi aneka produk yang meliputi produk kering, produk semi basah dan basah.
Produk kering dapat dibuat dengan tepung talas 100% seperti cookies. Produk
semi basah seperti brownies juga dapat dibuat dengan 100% tepung talas. Produk
basah seperti kue lumpur dapat dibuat dengan campuran terigu atau tepung
lainnya. Produk cookies yang
dibuat dari tepung talas mempunyai ciri tekstur yang sedikit kurang renyah
namun memiliki warna yang menarik. Untuk memperbaiki tekstur, tepung talas
dapat dikompositkan dengan tepung Bimo.
II.
POTENTIAL
FOOD
Sebagai makanan alternatif pengganti nasi, umbi talas
mengandung banyak komposisi penting seperti karbohidrat dan protein yang
terkandung dalam umbinya sedangkan daunnya dipergunakan sebagai sumber nabati.
Manfaat Umbi Talas
Di masyarakat Indonesia daun umbi talas biasanya pemanfaatannya yaitu
untuk dibuat sayur yang disebut buntil. Penggunaan daun dan tangkai talas
sebagai bahan sayuran biasanya dijumpai di pedesaan. Manfaat Umbi Talas
Komposisi zat
yang terkandung dalam 100 gram umbi talas
banyak sekali detailnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :Manfaat Umbi Talas
Komponen Satuan Mentah Kukus Rebus
Energi Kal 98 120
Protein Gr 1,9 1,5 1,17
Lemak Gr 0,2 0,3 29,31
Karbohidrat Gr 23,7 28,2 0,026
Kalsium Mg 28,0 31,0
Fosfor Mg 61,0 63,0
Besi Mg 1,0 0,7
Vitamin
A RE 3,0 0
Vitamin
C Mg 4,0 2,0
Vitamin
B1 Mg 0,13 0,05
Air Gr 73,0 69,2 61,0
Bagian
yg dapat dimakan % 85,0 85,0
Manfaat utama
umbi talas adalah sebagai bahan pangan
sumber karbohidrat. Bagian tanaman ini yang dapat dimakan yaitu umbi, tunas
muda, dan batang daun (Purwono &
Purnamawati, 2008). Selain itu, umbi talas juga banyak dibuat makanan ringan
seperti keripik dan getuk talas (Purwono & Purnamawati, 2008). Menurut Danumiharja (1978) umbi, pelepah, dan
daun talas dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat, maupun pembungkus
makanan, sedangkan daun, kulit dan ampas umbinya dapat pula dimanfaatkan sebagai
pakan ternak. Selain dapat digunakan sebagai bahan pangan talas juga digunakan
untuk minuman. Akar rimpangnya jika difermentasikan dan ditambah gula serta
semacam jagung (Kaffir corn) dan air akan menjadi sejenis bir. Penggunaan talas
sebagai obat tradisional adalah pembuatan bubur akar rimpang talas yang
dipercaya sebagai obat encok. Selain itu cairan akar rimpang sebagai obat
bisul, sementara getah daunnya sering digunakan untuk menghentikan pendarahan
karena luka dan sebagai obat untuk bengkak. Pelepah dan tangkai daun yang
dipanggang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi gatal-gatal. Pelepah daun juga
diyakini mampu mengobati gigitan kalajengking.
Dewasa ini usaha pengembangan pengolahan talas semakin berkembang,
seperti talas rebus, talas goreng, keripik talas ataupun pengolahan lebih lanjut
seperti tepung talas yang digunakan sebagai bahan baku soup talas, roti, dodol,
dan cookies (Apriani 2007).
Sebagai
pengganti nasi, talas mengandung banyak karbohidrat dan protein yang terkandung
dalam umbinya sedangkan daunnya dipergunakan sebagai sumber nabati. Selain itu
talas mengandung beberapa unsur mineral dan vitamin serta sangat mudah dicerna. Talas mirip dengan kentang tetapi lebih
bergizi dan merupakan sumber energi yang luar biasa hebatnya.
Sungguh
memukau kandungan gizi dari talas, makanan yang sehat dan cocok untuk
masyarakat modern yang telah mengedepankan kesehatan dalam kehidupan serta
talas merupakan makanan alternative pengganti beras yang pada akhirnya dapat
mencukupi pangan nasional.
Bahan:
1 buah talas yang tua, kupas, potong tebal
2 lembar daun pandan
1/4 buah kelapa muda, parut panjang
1/4 sendok teh garam
Saus:
100 gram gula merah, iris halus
40 ml air
2 lembar daun pandan
Cara membuat:
1.
Talas potongan, kelapa, daun pandan, dikukus 20 menit sampai empuk
matang.
2.
Haluskan talas. Campur dengan kelapa parut dan garam. Aduk rata.
3.
Giling dan ratakan adonan
setebal 1 cm. Potong bentuk segitiga.
4.
Sajikan dengan saus gula merah.
2.
Brownies Talas
BAHAN:
125 gram gula pasir 3 butir telur 100 gram dark cooking chocolate 150 gram
margarin 200 gram tepung terigu 1/2 sdt baking powder 200 gram talas kukus, haluskan
100 gram almon cincang
CARA MEMBUAT :
1.
Cairkan margarin dan
cokelat.
2.
Dalam wadah lain, kocok telur bersama gula
sampai kental. Masukkan tepung terigu yang diayak bersama baking powder dan
talas ke dalam telur sambil diaduk rata. Tuang cokelat leleh juga sambil diaduk
perlahan.
3.
Tuang adonan ke dalam loyang
brownies 21x22 cm yang telah dioles margarin dan diberi alas kertas roti.
Taburkan almon lalu oven selama 30 menit dengan suhu 150 derajat celsius. untuk 10 potong
III.
INDUSTRIAL PRODUCT
Pemanfaat bahan derivat untuk
industri dari talas berupa:
1.
Bioetanol
Bioetanol
adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula, pati,
maupun selulosa. Bioetanol biasanya dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat
minuman keras, untuk keperluan medis, sebagai zat pelarut, dan yang sedang
popular saat ini adalah pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif.
Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar dicampur dengan bensin yang biasa
disebut gasohol. Talas (Calocasia esculenta L.
Schott), merupakan tanaman umbi-umbian yang merupakan salah satu bahan pangan
non beras yang bergizi cukup tinggi, terutama kandungan karbohidratnya sehingga
dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk bahan baku pembuatan
bioetanol.
2.
Gasohol
Gasohol adalah
campuran antara bioetanol dan bensin dengan porsi bioetanol sampai dengan 25%
yang dapat langsung digunakan pada mesin mobil bensin tanpa perlu memodifikasi
mesin. Hasil pengujian kinerja mesin mobil bensin menggunakan gasohol
menunjukkan gasohol E-10 (10% bioetanol ) dan gasohol E-20 (20% bioetanol)
menunjukkan kinerja mesin yang lebih baik dari premium dan setara dengan
pertamax. (The Largest Aceh Community, 2008). Bahan campuran ini juga menghasilkan emisi karbon monoksida dan total
hidrokarbon yang lebih rendah dengan yang lainnya. Biogasoline atau dikenal
juga dengan nama Gasohol, telah dijual secara luas di Amerika Serikat, dengan
campuran 10% bioetanol (dari bahan baku jagung) dan 90% gasoline. Di Brazil, bioetanol
untuk campuran gasoline dibuat dari bahan baku tebu, dan digunakan dalam kadar
10%. Di Finlandia, biogasoline yang digunakan memiliki kadar bioetanol 5% dan
memiliki angka oktan 98. Di Jepang, sejak tahun 2005 sudah mulai digunakan
gasoline dengan campuran 3% bioetanol, dan diharapkan pada tahun 2012 seluruh
gasoline yang dijual di Jepang sudah menggunakan biogasoline. Sejak tahun 2006
Thailand telah menjual gasohol 95, dan direncanakan pada tahun 2012 Thailand
akan mengganti seluruh gasoline dengan biogasoline.
DERIVAT SUWEG
I.
TECHNICAL
FOOD
1.
Tepung Suweg
Proses pengolahan
umbi suweg ( Amorphophallus
campanulatus Bl) dilakukan
dengan pengeringan terlebih dahulu. Caranya, umbi yang dicabut dari dalam tanah
dibersihkan, dikupas dan di cuci dengan air bersih. Selanjutnya umbi suweg diiris
tipis-tipis dan dikeringkan dalam oven pada suhu 50 °C selama 18 jam. Kemudian
diblender dan diayak sampai diperoleh ukuran tepung 60 mesh. Tepung kemudian
dapat dikonsumsi melalui berbagai macam cara pengolahan.
2.
Bubur Suweg
Tepung suweg bisa
diolah lagi menjadi bubur
3.
Kripik Suweg
Untuk mengubah umbi
segar menjadi produk kering (khusus kripik), umbi harus diiris tipis-tipis (0.5
± 1.0 cm) dengan arah pengirisan tetap. Bila tebal irisan lebih kecil daripada
0.5 cm menyebabkan umbi akan lengket pada alas tempat pengering, sehingga
menyulitkan pengambilan kripik yang dihasilkan. Sedangkan bila tebal
irisan melebihi 1.0 cm, menyebabkan proses pengeringan berjalan lambat dan
kripik yang dihasilkan kurang baik. Kripik suweg ini sesungguhnya merupakan
suatu produk yang nantinya digunakan lebih lanjut untuk bahan makanan atau
bahan industri dan pihak pengimpor bagian besar juga menghendaki iles-iles
dalam bentuk kripik.
4.
Mie Suweg
Setelah suweg diolah
menjadi tepung, suweg tersebut dapat diolah menjadi mie yang cara pengolahannya
sama seperti mie biasa. Di Jepang, umbi-umbian sekerabat suweg telah banyak
dimanfaatkan untuk bahan pangan, misalnya bahan pembuatan mie instan
5.
Pengganti Nasi
Ketika batang dan bunga
suweg sudah tidak ada lagi di atas tanah, umbi bias diambil. Setelah itu, umbi
suweg dibersihkan dengan cara mencucinya untuk menghilangkan tanah yang
menempel pada kulit umbi. Setelah bersih tinggal dibelah (dengan kulit masih menempel)
dan kemudian dikukus. Suweg bias ditaburi garam sebelum dikukus. Garam tersebut
akan membuat rasa suweg akan semakin enak dan bisa menghilangkan rasa gatal.
Lalu suweg bias dinikmati dengan sayur dengan lauk.
6.
Roti Suweg
Ketika suweg telah
diolah menjadi
tepung, suweg dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai
macam roti.
II.
POTENTIAL FOOD
1.
Sebagai bahan baku
pengganti terigu.
Umbinya besar
mencapai 5 kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadu padankan dengan
beragam bahan sebagai bahan baku kue tradisional dan modern Seperti pembuatan kue amor kue cincin amor, onde-onde amor, brownies amor, dan cheese
stick amor. Bagian
suweg yang dimanfaatkan adalah umbi atau cadangan makanan yang tumbuh di dalam
tanah. Bagian itu memiliki zat tepung yang bisa diolah menjadi makanan. .
Tepung suweg dapat dipakai sebagai pangan
fungsional yang bermanfaat untuk menekan peningkatkan kadar glukos darah sekaligus mengurangi kadar
kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan
memiliki sifat fungsional hipoglikemik danhipokolesterolemik.
"Untuk
membuat kue-kue ini, kami menggunakan 50 persen suweg dan 50 persen
tepung," kata Yuzammi, peneliti bunga bangkai LIPI yang tekun menggali
potensi suweg sebagai bahan makanan.
2. sebagai pengganti makanan pokok
Yuzammi
mengatakan, suweg memiliki kadar karbohidrat dan protein cukup tinggi dibanding
jenis talas-talas lain. Karbohidrat yang dimiliki mencapai 78,68 persen,
sementara proteinnya 6,56 persen. Komposisi utamanya adalah karbohidrat sekitar
80-85%. Kandungan serat, vitamin A dan B
juga lumayan tinggi. Setiap 100 g suweg mengandung protein 1.0 g, lemak 0.1 g,
karbohidrat 15.7 g, kalsium 62 mg, besi 4.2 g, thiamine 0.07 mg dan asam
askorbat 5 mg.
Dalam kondisi
segar, suweg juga potensial sebagai bahan baku kue tradisional maupun aneka
kudapan seperti kolak maupun getuk suweg. Umbi suweg juga enak dimakan hanya
dengan cara mengukusnya hingga empuk kemudian di campur dengan parutan kelapa parut. Tekstur suweg kukus yang empuk bisa
dihaluskan menjadi bahan baku kue talam, campuran brownies, cake, kue lumpur
maupun sarikaya suweg. Suweg juga bisa sebagai bahan baku kolak atau disayur
dengan kuah santan (seperti gulai).
umbi suweg
dibersihkan dengan cara mencucinya di
sungai untuk menghilangkan tanah yang menempel pada kulit umbi. Setelah bersih
tinggal dibelah (dengan kulit masih menempel) dan kemudian dikukus. Taburi umbi suweg dengan garam sebelum dikukus.
Garam tersebut akan membuat rasa suweg akan semakin enak dan bisa menghilangkan
rasa gatal. Umbi suweg kukus tak ubahnya seperti nasi.
3. Sebagai Obat
"Suweg
juga dilaporkan bisa mencegah penyakit degeneratif dan jantung koroner.
Kemampuan suweg mengikat kolesterol setara
dengan oat instan".Kelebihan yang dimiliki suweg menjadikannya punya nilai tambah. Selain tetap
mendapatkan nutrisi inti, konsumen suweg pun bisa mendapatkan manfaat
kesehatan.
Namun, ada
hambatan konsumsi suweg biasanya yakni
kandungan kalsium oksalat yang menimbulkan gatal. Meski demikian, Yuzammi kini
tengah menemukan suweg yang kandungan kalsium oksalatnya sangat rendah.
Selain
itu, suweg juga berpotensi sebagai bahan pangan fungsional untuk mengatasi
beberapa penyakit degeneratif. Suweg sebagai serat pangan dalam jumlah tinggi
akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit
seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol
tinggi dalam darah dan kencing manis.
Kompas,Jumat
(27/1/2012)
III.
INDUSTRIAL PRODUCT
Pemanfaat bahan
derivat untuk industri dari suweg (Amorphophallus
paeoniifolius) berupa:
1.
Fitoetanol
Secara singkat,
fitoetanol dapat diartikan sebagai etanol yang berasal dari bahan nabati.
Substrat yang berpotensi untuk dijadikan fitoetanol adalah antara lain bahan mengandung gula, misalnya : tebu dan sisa produknya, gula
bit, tapioka, kentang manis, dan lain sebagainya. Selain itu fitoetanol dapat
diproduksi dari bahan-bahan yang mengandung amilum, contohnya : tapioka,
maizena, gandum, padi, kentang, dan lain sebagainya. Sumber selulosa dan
lignoselulosa yang berasal dari limbah pertanian dan kayu juga berpotensi untuk
dijadikan fitoetanol.
Menurut
penelitian Astanto Kasno, Trustinah, M.
Anwari, dan B. Swasono dari Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian, suweg (Amorphophallus campanulatus B.) mengandung serat tinggi dan lemak rendah, masing-masing 13,71%
dan 0,28% serta 50% pati, sehingga berpotensi untuk diubah menjadi fitoetanol
melalui proses fermentasi dan destilasi. (Sumber: Bahan Bakar Nabati dari Suweg sebagai Sumber Energi
Terbaharukan oleh Agustin Anggriani)
2.
Produk-produk
Farmasi
Seperti
dilaporkan Nair (1993) dalam Dey et al. (2010) pada International
Journal on Pharmaceutical and Biomedical Research (IJPBR), umbinya digunakan
sebagai bahan untuk anodyne (semacam analgesik; untuk meringankan nyeri di
kepala), antiradang, anti-haemorrhoidal, haemostatic, ekspektoran (pelega
tenggorokan), carminative, digestive (penyakit yang berhubungan dengan
pencernaan), appetizer (makanan pembuka), stomachic, anthelmintic, tonik liver,
aphrodisiac (obat kuat), emmenagogue, rejuvenating (anti penuaan) dan tonik.
Dan secara tradisional digunakan untuk mengobati arthralgia, elephantiasis
(untut; sakit gajah), tumor, radang, sembelit, pendarahan, mual dan muntah, batuk,
bronkitis, asma, anorexia, dyspepsia (pencernaan yang terganggu), flatulence
(gas dalam perut/ usus), colic (mulas), constipation (sembelit), helminthiasis
hepatopathy, splenopathy, amenorrhea, dysmenorrhoea, seminal weakness (lemah
syahwat), fatigue (kelelahan), dan anemia. (Sumber:
Phytochemical Investigation and Chromatographic Evaluation of The
Different Extracts of Tubers of Amorphophallus paeoniifolius (Araceae)) oleh
Nair dkk. 2010)
KESIMPULAN
Achmad Eka S.
115040200111108
Umbi
adalah makanan karbohidrat pengganti nasi karena di dalam kandungan umbi terdapat
karbohidrat yang tinggi sebagai sumber energi. Suweg adalah tanaman anggota marga Amorphophallus dan masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan iles-iles (A. muelleri). Suweg sering dicampurbaurkan dengan iles-iles
karena keduanya menghasilkan umbi batang yang dapat dimakan dan ada kemiripan dalam morfologi
daun pada fase vegetatifnya. Talas atau talas
bogor (Colocasia giganteum Hook., suku talas-talasan
atau Araceae) merupakan
tumbuhan penghasil umbi, populer ditanam terutama di wilayah Indonesia bagian
barat. Talas mirip dengan taro namun menghasilkan umbi yang lebih besar. Daun talas berbentuk perisai yang besar.
Daun ini dapat digunakan sebagai pelindung kepala bila hujan. Pada dasarnya
talas dan sueg bisa menjadi makanan pengganti bagi kehidupan.serta biasanya
juga bisa menjadi makanan ringan atau camilan yang bisa dikonsumsi.
ADIMAS PAMUJI
115040201111155
Talas
merupakan salah satu pengganti yang ideal bagi beras. Karena manfaat serta
produk olahan yang cukup nikmat membuat para konsumen memilih
produk fungsional dari talas tersebut dapat diketahui bahwa Dalam 100 gram talas kukus tanpa bumbu,
terdapat 142 kalori. Mayoritas kalori berasal dari karbohidratnya. Hebatnya,
dalam 100 gram itu lemaknya cuma 0,75 gram, sedangkan seratnya sebanyak
5,3 gram. Jumlah ini sudah memenuhi 20,5% kebutuhan serat dalam sehari. Serat
sangat bagus untuk memperlancar kerja pencernaan.
Talas
mengandung 11% vitamin C sumber zat antioksidan. Bila tubuh sedang rawan
terkena flu, vitamin C memperkuat pertahanan tubuh dengan membantu percepatan
gerak sel darah putih. Talas juga dapat memenuhi 19% vitamin E dan 22% vitamin
B6. Bersama dengan vitamin C, vitamin B6 juga
membantu menjaga imunitas tubuh, sedangkan vitamin E menurunkan risiko terkena
serangan jantung. Kandungan beta carotene (nutrisi setara vitamin A) pada talas
bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata, kulit, dan meningkatkan
fertilitas.
Oleh sebab itu selain rasa yang nikmat
talas juga bisa digunakan sebagai olahan makanan pengganti dari beras dan dapat
mensukseskan diversivikasi pangan
Akbar Alif
Utama
115040201111147
Kesimpulan dari
pembahasan di atas adalah dalam pengolahan talas untuk menjadi bahan industri
dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah
satunya adalah yang disebutkan pada penjelasan di atas, yaitu sebagai Bioetanol
dan Gasohol. Bioetanol merupakan etanol yang dibuat dari biomassa yang
mengandung komponen gula, pati, maupun selulosa, sedangkan Gasohol merupakan campuran antara bioetanol dan bensin.
Ajeng Widakusuma Dewanti
115040201111093
Umbi adalah salah satu penghasil karbohidrat. Umbi merupakan suatu
alternatif pengganti nasi. Namun, meskipun sama-sama mengandung serat,
keberadaan umbi yang dimanfaatkan sebagai makanan pokok pengganti nasi sering
dianggap kurang elit, sehingga makin ditinggalkan keberadaannya dan digantikan
oleh nasi. Padahal, jika dilihat dari kandungan seratnya, berbagai jenis
umbi-umbian lebih banya mengandung serat yang sangar bermanfaat bagi pencernaan
kita dibandingkan dengan nasi.
Seperti halnya yang sudah diuraikan di
atas, bahwasannya talas dan suweg
termasuk jenis umbi yang mana memiliki berbagai macam manfaat. Selain itu, umbi
seperti talas dan suweg bias diolah menjadi berbagai jenis pangan yang memiliki
nilai ekonomis yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tanpa olahan.
Sehingga juga dapat memberikan keuntungan ekonomis, selain keuntungan bagi
tubuh.
Abdullah
Mujahid
115040201111159
Talas dan suweg
memiliki prospek yang baik sebagai technical
food, functional food dan industrial food seperti: Terigu, makanan pokok
pengganti beras, bahan kosmetik,juga obat-obatan. Meskipun memiliki prospek
yang bagus, sayangnya
di Indonesia kurang memanfaatkan talas dan suweg sebagai alternatif lain sebagai bahan pangan khususnya.
Afrizal Maulana
Abdi
115040201111132
1.
Umbi-umbian
atau tubers memiliki berbagai macam manfaat. Apalagi untuk jaman
sekarang, makin terspesialisasi, misalnya berfungsi sebagai bahan pangan
pengganti nasi, bahan fungsional maupun untuk industri.
2.
Suweg telah
dijadikan obat dalam pengobatan tradisional
3.
Suweg memiliki
potensi untuk dijadikan bahan bakar yang ramah lingkungan di masa depan serta
dalam bidang farmasi.